SUKABUMIUPDATE.com - Peri Pirmansyah (17 tahun). Seorang bobotoh asal Kampung Tabrik Cadas Sasak Dua RT 2 RW 3, Desa Caringing, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi ditemukan meninggal dunia di sebuah rawa di Kabupaten Bandung. Pihak keluarga tidak curiga Peri meninggal karena hal tak wajar, termasuk dibunuh.
Ibunda Peri, Yati Nurhayati (53 tahun) mengatakan, pihak keluarga mendapat keterangan dari kepolisian di Bandung bahwa tidak ada tanda-tanda mencurigakan pada jenazah anaknya. Pihak kepolisian di Bandung melakukan visum terhadap jenazah dan tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada dugaan pembunuhan.
"Enggak ada curiga dibunuh. Kata Polisi enggak apa-apa, sempat di visum di rumah sakit, tapi enggak diotopsi karena enggak ada luka apa-apa," ujar Yati ditemui sukabumiupdate.com di rumahnya, Rabu (19/9/2018).
Pihak keluarga mendapat kabar penemuan jenazah Peri dari rekan kerjanya di Pasar Cicurug pada Selasa 18 September kemarin. Jenazah Peri ditemukan di rawa, di Kampung Babakan Rahayu RT 2 RW 9, Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
"Yang berangkat ke Bandung itu kakaknya, kemarin saya enggak ikut. Waktu itu jenazah sudah di RS Hasan Sadikin," tutur Yati.
Yati menjelaskan, jenazah Peri ditemukan dalam kondisi sudah membengkak dan hanya mengenakan celana dalam. Baju dan celananya ditemukan di sekitar danau. Keluarga mengenali jenazah Peri dari gelang dan kalung yang dikenakan.
BACA JUGA: Sempat Hilang, Bobotoh Asal Cicurug Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia di Bandung
Karena polisi menyebut tak ada hal mencurigakan, pihak keluarga pun menandatangani surat pernyataan yang menyatakan tidak akan menuntut siapapun atas meninggalnya Peri. Poin lainnya, meninggalnya Peri dinyatakan sebagai musibah, dan keluarga menolak dilakukan otopsi. Surat ditandangani Andriyani sebagai kakak kandung Peri, serta pengurus Viking pusat dan Ketua Viking Cicurug.
Jenazah anak ke 8 dari 10 bersaudara itu tiba di Cicurug sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi. Kemudian dimakankan di tempat pemakaman umum setempat.