SUKABUMIUPDATE.com - Susi Susilawati. Seorang pegawai salah satu pabrik garmen di Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, mengalami luka melepuh di bagian bokong. Meski awalnya diduga sengaja disetrika oleh atasannya, kasus ini berujung mediasi.
Mediasi diselenggarakan di Aula Mapolsek Parungkuda, Jumat 24 Agustus. Mediasi dihadiri perwakilan keluarga Susi, perusahaan garmen Doosan II Bojongkokosan, dan Kapolsek Parungkuda, Kompol Maryono.
"Permasalahan ini kami anggap selesai," ujar Iman Sudirman, perwakilan keluarga sekaligus kekasih Susi Susilawati.
Pihak keluarga Susi berjanji tidak akan memperpanjang masalah. Baik melakukan pelaporan ke polisi, atau menuntut pejabat perusahaan melalui upaya hukum lainnya.
BACA JUGA: Karyawan Garmen di Parungkuda Sukabumi Diduga Disetrika Atasan
Iman menambahkan, keluarga berharap pihak perusahaan memohon maaf secara terbuka. Kemudian menegur orang yang melakukan kelalaian, menyebabkan Susi mengalami luka bakar di bokong sebelah kanan.
"Kami minta kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti itu. Dan dilakukan pengobatan terhadap korban," ujarnya.
"Harapan kami, kedepannya kejadian ini dijadikan pembelajaran bagi kita semua. Bagaimana layaknya memperlakukan karyawan apabila ada insiden, harus ada tindakan dan respon lebih cepat dari perusahaan," tambahnya.
Iman juga berterimakasih kepada kepolisian yang memfasilitasi mediasi.
BACA JUGA: Pengendara Motor Asal Bandung Tewas Tergilas Truk Tronton di Sukaraja Sukabumi
Sementara itu, Ejen Zaenal Mutaqin yang sebelumnya diduga sengaja menyetrika korban, juga hadir dalam mediasi. Ejen menyampaikan permohonan maaf.
"Saya atas nama pribadi dan perusahaan menyampaikan permohonan maaf terhadap Susi Susilawati dan keluarganya," tuturnya.
Ejen meluruskan kronologi kejadian tersebut. Hal itu terjadi karena kesalahan teknis, kelalaian kerja.
"Tidak ada unsur kesengajaan. Ini kecelakaan," tambahnya.
BACA JUGA: Polsek Gunungguruh Sukabumi Bekuk Pelaku Curanmor Modus Hipnotis
Ejen mengatakan, korban terluka saat percobaan setrika steam uap (sebelumnya disebut setrika, red). Saat kejadian, steam uap sebenarnya sudah dalam keadaan mati atau off.
Namun, korban berjalan mundur sehingga bagian bokongnya menyentuh steam uap yang masih panas.
"Secara internal atau pribadi saya sudah minta maaf dan saya siap menanggung biaya berobat sampai sembuh," pungkas Ejen.