SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pelajar berinisial RM (17 tahun) menjadi korban pembacokan sekelompok pelajar lainnya di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Senin (13/8/2018) sekitar pukul 14.30 WIB.
RM saat itu diketahui tengah menempuh perjalanan pulang bersama sejumlah teman satu sekolahnya. Lantaran berada di paling belakang, RM menjadi sasaran empuk aksi pembacokan.
"Tidak tahu bagaimana awalnya tiba-tiba saja diserang. Teman-teman yang lain pada lari, saya paling belakang. Pas lari, saya langsung diserang dari belakang pakai senjata tajam, pakai pedang samurai sama celurit. Yang nyerang anak SMK pakai celana biru mirip seragam SMP," ungkap RM saat ditemui sukabumiupdate.com, Senin malam.
Putra sulung dari dua bersaudara pasangan Endad Maulana (45 tahun) dan Leti Lelawati (40 tahun) asal Kampung Bandang RT 04/05, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi tersebut kini masih menjalani perawatan intensif di ruang rawat Inap Flamboyan RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Ayah korban, Endad Maulana menyebut, RM sempat tak sadarkan diri dan baru siuman sekitar pukul 21.00 WIB. Endad mendapat kabar putranya menjadi korban pembacokan dari salah seorang siswa. Ia kemudian bergegas ke RSUD R Syamsudin SH, lalu mendapati putranya sudah bersimbah darah.
BACA JUGA: Maling Handphone di Cibadak Sukabumi Tertangkap saat Beli Nasi Goreng
"Anak saya mau pulang sekolah, mau naik angkot Sukarajaan, kan rumahnya di Cireunghas. Dia pulang sama teman-temannya yang sama-sama naik angkot. Tiba-tiba katanya dia diserang dari belakang. Teman-temannya yang lain pada lari. Akibatnya, anak saya yang paling belakang jadi korban. Kepalanya kena, sampai harus dapat delapan jahitan. Terus tangannya juga kena sabetan senjata tajam gara-gara nangis," kata Endad.
Endad menegaskan, putranya bukan jadi korban tawuran, melainkan korban penganiayaan. Pasalnya, pria yang sehari-hari membuka usaha pisang sale kecil-kecilan itu mengetahui anaknya tak melakukan serangan balik dan hanya membela diri saat dianiaya. Beruntung, masih kata Endad, aparat kepolisian tiba di lokasi hingga aksi penyerangan berhasil dihentikan.
"Saya cuma masyarakat kecil, orang tak punya. Ke rumah sakit juga mengandalkan BPJS. Ibunya juga cuma kuli pabrik. Jadi, soal ini kita serahkan saja kepada yang berwenang, juga kepada pihak sekolah," tukas Endad.