SUKABUMIUPDATE.com - Aktivitas pencucian pasir kuarsa mengakibatkan sungai Cicatih di Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, menjadi kotor dan keruh.
Warga terpaksa menggunakan air sungai kotor untuk mencuci baju piring dan mandi. Warga tak ada pilihan karena sumber air dari sumur surut di musim kemarau yang kini melanda. Sedangkan sungai Cicatih menjadi andalan warga saat ini.
BACA JUGA: Dua Perusahaan di Cibadak Sukabumi Lakukan Pencemaran Sungai
Aktivitas pencucian pasir kuarsa ini dilakukan perusahaan PT Sukabumi Silika yang berada di Kampung Bantarmuncangkulon, Desa Sekarwangi. Perusahaan ini pernah ditinjau Satpol PP Kecamatan Cibadak karena mencemari sungai.
"Sudah lama perusahaan membuang limbah langsung ke sungai, padahal dimusim kemarau seperti ini puluhan warga disini tergantung pada air sungai," ungkap Ujang (55 tahun) warga sekitar kepada sukabumiupdate.com, Jumat (3/8/2018).
Ujang mengungkapkan, akibat menggunakan air sungai yang kotor ini warga merasakan gatal-gatal. "Banyak warga yang mengalami gatal-gatal," jelasnya.
Warga pun tak diam dengan kondisi ini karena sebelumnya sempat ada rencana menggelar unjuk rasa ke perusahaan untuk meminta tanggungjawab karena dampak dari aktifitas pencucian pasir kuarsa. Unjuk rasa urung dilakukan karena pihak perusahaan menjanjinkan akan membuatkan kamar mandi untuk warga tapi nyatanya tidak.
BACA JUGA: Kotori Sungai, Walhi Sebut Tambang Pasir Kuarsa di Sukabumi Kejahatan Lingkungan
Warga meminta perusahaan tersebut menghentikan aktifitas pertambangannya karena mencemari sungai.
"Sempet mau didemo, tapi nggak jadi demo karena dijanjikan dibuatkan kamar mandi umum dan saluran air bersih namun sampai sekarang tidak direalisasikan. Awal berdiri perusahaan tersebut janjinya manis,namun sampai sekarang nggak ada," ujar Ejen (50 tahun) warga.