SUKABUMIUPDATE.com - Pihak RSUD Palabuhanratu mengungkap penyebab kematian Padli (62 tahun) korban serangan babi hutan.
Warga Kampung Cimapag RT 07/05, Desa Cikarae Thoyyibah, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi ini tewas akibat trauma dan shock.
Padli masuk ruang IGD RSUD Palabuhanratu bersama cucunya Fahra yang berusia 2,5 tahun. Fahra juga merupakan korban serangan babi pada Rabu (18/7/2018).
"Iya betul kemarin kedatangan dua pasien lansia dan balita sekitar pukul 09.30 WIB, katanya di seruduk babi. Si kakeknya sudah dalam keadaan tidak tertolong lagi, kata keluarga korban sudah meninggal di tengah jalan menuju arah rumah sakit. Kemungkinan trauma akibat serudukan babi mungkin dan kaget (shock) akibat pendarahan aktif. Karena kalau babi itu tidak beracun beda dengan ular," ujar petugas tim perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu Jeni Sudjiandi (37 tahun).
Lebih lanjut, Jeni menjelaskan, tidak ada gejala dari racun pada tubuh Padli, hanya saja pasien kaget akibat pendarahan aktif. Pihak medis saat itu langsung melakukan tindak perawatan terhadap ke dua pasien itu. Namun setelah beberapa tindakan yang dilakukan terhadap Padli, ternyata Padli sudah tak bisa tertolong lagi.
BACA JUGA: Butuh Enam Peluru Taklukan 'Babi Pembunuh' di Cikidang Sukabumi, Begini Cerita Warga!
"Kemarin kami lakukan pemasangan influsan, terus kita lakukan beberapa siklus namun tidak tertolong. Yang lukanya kita jahit situasi aja kebetulan yang jahit lukanya bukan saya," ungkapnya.
Adapun untuk pasien Fahra mengalami luka pada lengan kanan.
"Lukanya kami lakukan jahit juga, jahitan nha kurang lebih 15 hingga 20 jahitan," bebernya.