SUKABUMIUPDATE.com - Dampak musim kemarau mulai dirasakan masyarakat daerah dataran tinggi di Kampung Ciaul, Desa Mekartani, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi. Masyarakat setempat kesulitan memperoleh air bersih.
Sedikitnya terdapat 20 rumah yang mengandalkan pasokan air dari sumber terdekat, yakni Goa Cikupa. Namun, ketersediaan air di Goa berjarak sekitar 600 meter dari permukiman itu berangsur surut sejak memasuki musim kemarau.
"Kami takut kemaraunya lama. Biasanya air goa itu tak pernah kering tapi akhir-akhir ini sering kering," ujar Ecah (50 tahun), salah satu warga sekitar ditemui sukabumiupdate.com, Rabu (18/7/2018).
Warga memperoleh pasokan air dari Goa Cikupa dan swadaya membangun saluran air serta penampungan. Warga terbiasa mengambil air menggunakan ember atau jerigen.
"Jatah airnya jadi sedikit. Yang penting masih bisa minum dan nyuci saja," ungkap Ecah.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terpaksa mengambil dari sumber lain. Yakni dari sungai terdekat, yang jaraknya cukup jauh. Sekitar 5 kilometer.
BACA JUGA: Kemarau, Warga Desa Sekarwangi Sukabumi Antri Dapatkan Air Bersih
"Kalau yang engga punya motor, paling pake ojek. Bayar ongkosnya Rp 20 ribu biasanya untuk 4 jerigen," tuturnya.
Sementara itu Jejen (50 tahun) pengurus dari sumber air Goa Cikupa mengatakan, Ia sedikit kewalahan mengatur air. Persediaan air berkurang, suplai air terpaksa dibagi rata.
"Penampungan air dan pipa sedot nya terbatas. Jadi kami juga tidak bisa memaksimalkan karena ini juga dari inisiatif warga," ungkapnya.
"Ya walaupun kami harus mengeluarkan 20.000 untuk satu hari, tidak ada jalan lain dari pada kami engga mandi", jelas Jejen.