SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang lebaran, sejumlah lembaga mulai mendapat proposal yang berisi permohonan Tunjangan Hari Raya (THR). Demikian juga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PGRI Sukabumi yang menerima 13 proposal THR. Proposal ini berasal dari berbagai media dan organisasi masyarakat.
"Setiap tahun kami selalu menerima THR itu dari berbagai media, dulu kita masih akomodasi," ujar Ketua STIE PGRI Sukabumi Asep Deni yang juga pengamat kebijakan publik.
Dalam lembaga pendidikan, kata Asep mempunyai sistem anggaran tersendiri. Jadi dalam anggarannya, jatah THR untuk media dan ormas tidak ada.
"Dewan pers sudah mengeluarkan peraturan, bahwa diantaranya lembaga pendidikan jangan melayani yang meminta THR," ucapnya.
BACA JUGA: Aksi Demo Buruh Tuntut Upah dan THR, Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi: Itu Sudah Haknya
Asep menuturkan, kredibilitas media yang mengajukan proposal sangat diragukan. Sebab ketika dilihat dari catalog media tersebut, ternyata perusahaan media yang baru berdiri.
Asep sangat menyayangkan hal ini.
"Sangat disayangkan karena fungsi media itu adalah mitra pemerintah ataupun swasta untuk menyebarluaskan kegiatan," tutur Asep.
BACA JUGA: Meski Tak Dapat THR, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Pastikan Honorer Kecipratan
Asep mempertanyakan apa dasarnya media ini mengajukan THR. Demikian juga dengan isi proposalnya pun tidak jelas. Sehingga Ia merasa tidak harus memenuhi permintaan yang tertulis pada proposal melalui penolakan secara halus.
"Saya akan mencoba cara yang santun pada mereka untuk menyatakan kami tidak akan memberi THR," tukasnya.