SUKABUMIUPDATE.com - Kabar gembira datang dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Sabtu (28/4/2018), jam 23.30 WIB lahir anakan satwa langka ikonik Jawa Barat, owa jawa di Javan Gibbon Center (JGC) Bodogol.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diterima sukabumiupdate.com, anakan owa jawa tersebut lahir secara caesar dengan lama operasi 1 jam 7 menit. Anakan dari pasangan Boby (jantan) dan Joly (betina) yang berjenis kelamin jantan ini, diberi nama Billy oleh Kepala Balai Besar TNGGP.
JGC adalah pusat rehabilitasi owa jawa yang dikelola secara kerjasama antara Balai Besar TNGGP, Conservation International (CI), dan Yayasan Owa Jawa (YoJ). JGC telah berhasil memulihkan dan memasangkan owa jawa rehabilitan untuk dilepasliarkan di habitat alaminya. Dua puluh individu owa jawa telah berhasil dilepasliarkan.
BACA JUGA: Penjual Owa Jawa Asal Sukalarang Sukabumi Divonis 1,7 Tahun Penjara
Untuk pasangan Boby - Joly, Billy adalah anakan kedua mereka, setelah tahun 2017 anakan pertamanya tidak bisa diselamatkan. Saat ini terdapat 20 individu owa jawa yang menghuni JGC dua keluarga diantaranya sudah siap untuk dilepasliarkan. Yang membanggakan JGC ini sepenuhnya dikelola oleh para ahli dan praktisi anak negeri tanpa campur tangan pihak asing.
Di lokasi yang berbeda, sebanyak 152 orang dari Komunitas Pendaki Indonesia (PI) yang berasal dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten melakukan pendakian bersama di TNGGP melalui jalur Cibodas. Pendakian ini dimaksudkan untuk mempererat silaturrahim antar anggota di Komunitas Pendaki.
Sebelum melakukan pendakian, seluruh peserta datang dan berkumpul di Kantor Balai Besar TNGGP pada (28/4/2018) pagi untuk melengkapi persyaratan pendakian dan melakukan pemeriksaan kesehatan.
BACA JUGA: Warga Waluran Kabupaten Sukabumi Serahkan Lutung Jawa ke Petugas BPBD
Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan terkini calon pendaki mengingat pendakian merupakan salah satu aktifitas di alam terbuka yang cukup ekstrim. Hal ini merupakan salah satu SOP yang diterapkan oleh BBTNGGP selain booking online melalui booking.gedepangrango.org.
Pada kesempatan ini, Zainuddin, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Besar TNGGP berpesan kepada Komunitas pendaki agar menjaga kekompakan dan menjadi contoh untuk para pendaki lain.
Menjadi pendaki yang baik, yang mencintai alam serta ikut mensosialisasikan Standard Operating Procedure (SOP) pendakian yang diterapkan oleh Balai Besar TNGGP. Dalam pelaksanaan pendakian ini, Komunitas PI juga akan melakukan Operasi Bersih sampah yang ada di sepanjang jalur pendakian.