SUKABUMIUDPDATE.com - Bupati Sukabumi Marwan Hamami melakukan pemantauan pelaksanaan rapid test massal di Pasar Sukaraja dan Pasar Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Senin (1/6/2020).
Diwawancarai usai melakukan pemantauan tersebut, Marwan mengatakan rapid test massal kali nini dilakukan secara serentak di delapan pasar yang ada di Kabupaten Sukabumi, dengan target 2.300 sampel rapid test yang sudah disediakan.
BACA JUGA: Pagi Ini Rapid Test Massal Gratis di 8 Pasar di Sukabumi, Target 2.300 Sampel
"Dari sini juga nanti kita bisa memberikan gambaran atau asumsi per wilayah. Mudah-mudahan dari data yang hari ini kita bisa mengestimasi dan juga mengantisipasi kebijakan, dimana tanggal 12 Juni nanti kita akan mencermati proses-proses dari kegiatan lapangan ini," kata Marwan kepada sukabumiupdate.com.
Lanjut Marwan, rapid test massal tersebut sasarannya adalah masyarakat pengunjung pasar, sopir dan pedagang. "Termasuk saya suruh tambahkan juga daerah yang kemarin terdampak positif warganya itu diambil di wilayah yang disinyalir terdampak tadi," lanjutnya.
"Besok mall. Jadi ada beberapa ada kegiatan. Bila perlu nanti perkantoran. Ada rapid test tersedia nanti kita bisa masuk ke perkantoran yang banyak sekali dikunjungi seperti bank atau koperasi simpan pinjam," imbuhnya.
BACA JUGA: Kasus PDP Meninggal di Kabupaten Sukabumi Bertambah, Dinkes: Hasil Rapid Test Reaktif
"Kita tidak punya kluster. yang ditakutkan nanti ada kluster kantor, penyebab lah ya. Hasil dari rapid test nanti akan kita lihat domisili. Nanti akan ada penanggulangan lanjutan untuk mengantisipasi sebaran tadi. Mudah-mudahan anggarannya memungkinkan," ungkap Marwan.
"Rapid test ini bukan mencari orang yang punya penyakit. Tetapi siapa yang reaktifnya besar. Orang yang hari ini punya penyakit demam berdarah kan bisa reaktif. Model istri saya kan reaktif, karena dia kan demam berdarah, karena kondisi kecapekan," katanya lagi.
BACA JUGA: Hasil Rapid Test di PSM Palabuhanratu Keluar, Pasar Lainnya di Sukabumi Bakal Disisir
Marwan menilai, dari hasil pemantauannya itu, masih perlu ditingkatkan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap memakai masker, physical distancing, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menerapkan standar protokol kesehatan maksimum Covid-19.
"Sosialisasi harus terus dilakukan. Masker mah jelas harus terus. Untuk mengamankan kita dan mengamankan orang lain. Karena balik lagi kan. Apalagi ada provokator yang mengatakan bahwa virus ini tidak ada. Harusnya yang ngomong itu supaya jadi perawat jadi di ruang ICU supaya tahu dia," tandasnya.