SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan pelaku Indutri Kecil Menengah (IKM) Kabupaten Sukabumi mendapatkan bantuan alat produksi pupuk organik sekaligus pendampingan selama tiga bulan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Direktur IKM Kimia Sandang Aneka dan Kerajinan, E Ratna Utarianingrum mengatakan, ini merupakan kegiatan lanjutan tahun lalu yakni pelatihan IKM Pupuk organik.
"Tahun ini kami memberikan pendampingan sekaligus fasilitasi peralatan untuk meningkatkan produktivitas mereka," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (23/8/2018) di salah satu hotel Jalan Selabintan Kota Sukabumi.
Menurutnya potensi di Sukabumi adalah pertanian dan pariwisata, oleh karena itu pertanian ini pasti membutuhkan pupuk sehingga perlu adanya pembinaan terhadap IKM agar bisa memproduksi dan mensuplainya.
"Pembinaan IKM juga untuk meningkatkan penyerapannya ke Industri pertanian," paparnya.
Kualitas pupuk sendiri, kata Ratna, disesuaikan dengan kebutuhan tanamannya dan tentunya harus memenuhi unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti pospor, kalium dan nitrogen.
"Ada dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai intruktur sehingga secara ilmiyah tentu bisa dipertanggungjawabkan kualitas pupuknya," akunya.
Pendampingan ini dilaksanakan selama tiga bulan dengan tiga kali pendampingan, outputnya diharapkan mendapatkan hasil pupuk yang lebih bagus.
"Pelaku IKM-nya secara kapasitas juga lebih bagus, baik secara kualitasitas juga secara kuantitas lebih bagus. Kalau bantuan alatnya sebanyak enam unit," pungkasnya.
BACA JUGA: Wabup Klaim Angka Kemiskinan di Kabupaten Sukabumi Menurun Drastis
Dikesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian Energi Sumber daya Mineral (PESDM) Kabupaten Sukabumi, Adi Purnomo menargetkan pelaku IKM ini dapat berhasil dengan optimal.
"Optimal dalam kontek tidak hanya diukur dari barang ini laku terjual, tapi lebih ke barang ini bermanfaat. Sebab kalau nanti terjual berkaitan dengan kemampuan daya beli dan bersaingnya dengan kompetitor," terangnya.
Paling tidak tanah di Sukabumi yang tadinya tandus, kata Adi, bisa menjadi subur karena pupuk ini lebih banyak untuk memperbaiki mikroba dalam tanah.
"Pesertanya dari empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang tentu kita lihat punya basis bahan baku, karena kalau alat tidak didekatkan dengan bahan baku nanti orang bilang banyak terkendala dan akhirnya bisa menjadi alasan alat tidak bermanfaat," tandasnya.
BACA JUGA: Dua Atlet Berlaga di Asian Games 2018, Pemkab Sukabumi Siapkan Hadiah Uang Tunai
Sementara itu, instruktur LIPI, Dr Sarjiya Antonius mengatakan, dulu IKM ini pernah diberi pembekalan teori dan prakteknya. Hasilnya bagus lalu dievaluasi oleh Kementerian Perindustrian dan melihat bahwa berpotensi untuk diperbesar, akhirnya dulu hanya satu alat sekarang menjadi enam alat.
"Kami berharap dapat menumbuhkan IKM berbasis pupuk, karena sebenarnya bukan sekedar pupuk tapi suplemen untuk menyehatkan tanah dengan komposisi ini," ujarnya.
Alat ini merupakan teknologi yang sangat tinggi, teknologi mikroba yang diadopsi selama tujuh tahun dari Jerman, bahkan sudah menyebar di seluruh Indonesia.
"Satu alat kapasitasnya 200 litter pertiga minggu dan diaplikasikan untuk 20 Hektar," jelasnya.