SUKABUMIUPDATE.com - PD Waluya menjadi sorotan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sukabumi karena merugi. Padahal pemerintah Kota Sukabumi telah melakukan penyertaan modal kepada PD Waluya sampai tahun 2016 sebesar Rp7,5 miliar namun PD Waluya dengan keuntungan 0%.
Anggota Komisi II DPRD Kota Sukabumi, Rojab Asyari menuturkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, PD Waluya tidak memberikan keuntungan yang ada merugi.
"Hanya satu kali pada 2016 lalu itupun kurang lebih sekitar Rp 100 jutaan sebelumnya tidak pernah. Bahkan diperubahan anggaran kemarin juga sudah tidak bisa lagi memberikan keuntungan," katanya kepada sukabumiupdate.com, melalui sambungan telepon.
BACA JUGA: PD Waluya Disebut Rugi, ASDA II Kota Sukabumi: Dalam Masa Transisi
Disetiap pembahasan APBD, kata Rojab, DPRD pernah mengusulkan BUMD jika tidak lagi menguntungkan makan harus ditutup. Apalagi sumber PD Waluya itu penyertaan modal hampir Rp9 miliar sudah terserap semua tapi tetap tidak bisa berkembang.
"Kami sudah mengusulkan agar PD Waluya ditutup," tegasnya.
Menurut Rojab, ada beberapa solusi sempat disampaikan. Namun kondisinya seperti itu maka PD Waluya harus di marger lagi dengan RSUD R Syamsudin SH, tapi tidak sinkron.
"Padahal PD Waluya itu koorbisnisnya farmasi tapi tetap tidak bisa. Apalagi apotiknya sangat strategis di dalam RS kalah dengan apotik diluar. Dirut PD Waluya membantah harga lebih mahal," ucapnya.
BACA JUGA: FITRA Sebut Rugi Hingga 8,9 Miliar, Pemkot Sukabumi dan PD Waluya Tak Profesional Kelola Uang Rakyat
Rojab mengungkapkan masalah krusialnya pada waktu itu PD Waluya yaitu Dirutnya pernah tersangkut dugaan pidana korupsi bahkan sampai ditahan. Sehingga ada beberapa aset PD Waluya yang sifatnya ngutang ke bank Jabar.
"Selain tidak memberikan keuntungan masih punya hutang juga. Jadi selama ini keuntungannya dipakai untuk menutupi hutang," tegasnya.
Rojab berharap, PD itu dikelola bukan oleh unsur birokrat akan tetapi oleh profesional. Apalagi sebenarnya PD Waluya menjadi andalan.
"Harusnya bisa dikelola dengan baik," ucapnya.
Awalnya, Managemen PD Waluya optimis untuk melebarkan bisnisnya, bukan hanya farmasi tapi pihak lain. Tapi kenyataannya tidak bisa karena persoalanya manajemen dan hutang yang masih cukup besar, sementara perhatian Pemkot terhadap PD Waluya sangat kurang.
"Padahal salah satu tujuan PD itu untuk sumbangan PAD," jelasnya.
BACA JUGA: APBD Kabupaten Sukabumi, Fitra: Pendapatan Besar, Belanja Menciut!
Rojab menegaskan, ini jelas kegagalan pemkot kepemimpinan Mohammad Muraz dan Achmad Fahmi dan menjadi catatan Pansus AMJ.
"Jelas menjadi kegagalan pasangan Muraz-Fahmi lima tahun terakhir untuk mengingatkan kembali PD Waluya," tegasnya.
Wacana ditutup itu, aku Rojab sejak ia menjabat dan melihat perusahaan ini sudah tidak sehat dan sudah layak ditutup. "Ternyata pemda masih mempertahankannya," tandasnya.