SUKABUMIUPDATE.com - Pelaku yang diduga menganiaya HM Idih (67 tahun), seorang Mualim atau tokoh agama di Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi diamankan jajaran Polres Sukabumi.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Rizka Fadhila mengatakan, setelah mendapat laporan dan berdasarkan video yang beredar, pelaku berinisial SP (48 tahun) kini sudah diamankan dan dimintai keterangan.
"Pelakunya sudah kita amankan, sesuai video yang beredar tadi pagi sekitar jam 5 subuh," ungkap Rizka kepada sukabumiupdate.com, Kamis (14/5/2020).
BACA JUGA: Lerai Keributan, HM Idih Warga Surade Sukabumi Didorong Hingga Terjatuh
Rizka menjelaskan, hasil pemeriksaan sementara pelaku mengaku tersinggung dengan ucapan korban, HM Idih. Berdasarkan keterangan yang ia peroleh, keributan muncul saat beberapa orang beradu argumen. HM Idih yang berniat melerai justru kena imbas.
"Nanti kita melihat hasil visum. Kalau-kalau keterangan korban merasa kena pukul, sehingga dia hilang keseimbangan dan terjatuh. Kita sudah menangani dengan cepat, kita bertindak profesional," jelasnya.
"Sebenarnya saat itu ada orang berkumpul sedang beradu argumen. Mungkin korban ini berniat melerai, tetapi karena posisi pelaku sedang emosi, omongan korban mungkin tidak berkenan dan pelaku melakukan pemukulan," tambah Rizka.
Rizka mengaku masih mendalami seperti apa permasalahan awal yang menyebabkan terjadinya aksi penganiayaan tersebut. "Untuk sementara pelaku dikenakan pasal 351. Kita pasti akan menangani sehingga upaya main hakim tidak dilaksanakan. Tentunya proses ini akan kita lanjutkan," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, HM Idih yang tercatat sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Kademangan saat itu berniat melerai perseteruan warga sekaligus anggota ormas dengan oknum ormas lainnya, terkait angkutan tambang yang melintas di wilayah tersebut.
Dugaan penganiayaan HM Idih terjadi kurang lebih 50 meter dari rumahnya di Kampung Cikurutug RT 02 RW 01 Desa Kademangan, sekira pukul 17.00 WIB pada Rabu 13 Mei 2020. Kepada sukabumiupdate.com, HM Idih menceritakan saat itu ia hanya berusaha melerai dua kelompok warga dan ormas yang bersitegang di kampungnya.