SUKABUMIUPDATE.com - Fakta-fakta baru mulai terungkap setelah polisi mengamankan Aulia alias AK (35 tahun), otak pembunuhan sadis terhadap sang suami Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54 tahun) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23 tahun).
BACA JUGA: Tiba di Polres Sukabumi, Pembunuh Suami dan Anak Tiri Pakai Kerudung Putih
Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi dalam konferensi pers di Mapolres Sukabumi, Rabu (28/8/2019) mengatakan, pembunuhan sudah direncanakan oleh AK sejak Juli 2019. Awal mula, AK bercerita kepada salah satu pembantunya, KA untuk mencari paranormal. KA bekerja sama dengan suaminya, RO untuk mencari paranormal tersebut, namun tak terlaksana.
"AK mencari paranormal untuk membuka hati suaminya agar mau menjual rumahnya, untuk membayar utang. Tetapi itu tidak terlaksana. Akhirnya pada pertengahan Agustus direncanakan Edi dan Dana untuk dihabisi," kata Nasriadi kepada awak media.
BACA JUGA: Istri Muda Edi hingga Pembunuh Bayaran Terancam Hukuman Mati
Rencana demi rencana disusun matang antara AK, KA dan RO. Hingga akhirnya, RO mencari eksekutor. Bahkan RO juga turut ambil bagian sebagai otak pembunuhan sekaligus eksekutor. Sejurus kemudian, Jumat, 23 Agustus 2019, AK, RO dan para eksekutor bertemu di salah satu apartemen kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
"Disitulah disusun segala rencana yang berkaitan dengan eksekusi. Setelah itu berangkat dari apartemen menuju ke rumahnya, di Lebak Bulus. Di tengah perjalanan, tepatnya di Pasar Minggu, salah satu eksekutor mengalami sakit ayan. Supaya tidak mengganggu dikembalikan ke salah satu hotel kawasan Pejaten, diantar oleh RD. Di hotel tersebut sudah ada KA, istri RD. Sementara AK berangkat bersama dua orang eksekutor," sambung Nasriadi.
Sebelum tiba di rumah, AK sempat membeli jus timun campur jeruk dan obat tidur yang dosisnya sangat tinggi berisi 10 butir di kawasan Kalibata. Sesampainya di Lebak Bulus, tepatnya di rumah Edi, AK tanpa gelagat mencurigakan bercengkrama dengan suaminya, Edi.
"Obat tidur yang dibeli dibubukan lalu dimasukan ke dalam jus. Masing-masing lima butir yang dibubukan. Lima butir untuk Edi dan lima butir untuk Dana. Tersangka AK dan Edi ngobrol sebentar, sementara dua eksekutor menunggu di garasi," lanjut Nasriadi.
BACA JUGA: Polisi Buru Eks Pembantu Otak Pembunuhan Jasad Dibakar di Sukabumi
Sambung Nasriadi, di dalam mobil, juga ada pembantu lainnya berinisial DL dan anak kandungnya, RN (4 tahun). DL dan RN dibawa ke dalam rumah. Setelah itu AK mengajak suaminya masuk ke kamar, lalu melakukan hubungan suami istri. Sebelum melakukan hubungan suami istri itu, Edi meminum jus yang sudah dicampur obat bius tersebut.
"Minumnya di ruang tamu sebelum masuk ke kamar. Pada saat Edi meminum jus itu sempat bilang bahwa jus terasa pahit. Lalu tersangka menyebut jus itu sudah dicampur sayur-sayuran. Tanpa ada kecurigaan, jus dihabiskan saat itu juga. Setelah melakukan hubungan suami istri, saudara Edi tidur di lantai, karena biasa melakukan Yoga sebelum tidur. Edi tidur dalam keadaan terlentang, sementara AK memonitor apakah suaminya sudah tertidur atau belum," imbuhnya.
BACA JUGA: Dua Eksekutor Pembunuh Ayah dan Anak Tiri Jalan Terpincang-pincang di Polda
Pukul 21.30 WIB, AK memastikan Edi sudah tertidur pulas. AK lalu memanggil dua eksekutor yang sedang menunggu di garasi rumah untuk langsung menghabisi Edi. Saat itulah Edi dieksekusi dengan cara dibekap menggunakan handuk yang sudah dipersiapkan. Setelah mengeksekusi, dua eksekutor menunggu di salah satu kamar, sambil menunggu Dana pulang.
"Saudara Edi lalu dinaikan ke atas kasur, mengingat saudara Dana akan segera pulang. Sebelum Dana pulang ke rumah, datanglah tersangka KV. AK bertemu KV, memberitahu bahwa Edi sudah dihabisi. Setelah saudara Dana pulang, langsung membuka kulkas dan langsung meminum jus yang telah ditaburi obat tidur tadi dan jus dibawa ke kamar Dana," imbuh Nasriadi.
BACA JUGA: Gara-gara Rp 500 Juta, Istri Muda Habisi Suami dan Anak Tiri Hingga Cidahu
Selepas itu, KV mendatangi kamar Dana untuk memastikan apakah Dana sudah tertidur atau belum. Namun Dana yang belum terpengaruh efek obat tidur diajak berbincang oleh KV. Bahkan sempat bermain game bersama terlebih dahulu.
"Setelah main game, Dana tertidur. Sekitar pukul 24.00 WIB, KV kembali mengecek kamar Dana untuk memastikan dia tertidur lalu memanggil dua orang eksekutor yang sudah menunggu di salah satu kamar. Setelah itu mereka bertiga, disusul saudari AK melakukan eksekusi terhadap Dana. Pada saat itu, karena efek obat tidak terlalu berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan. Bahkan sempat berteriak minta tolong. Disitulah saudara Dana dicekik, diikat dan lain sebagainya. Setelah dipastikan Dana sudah tidak bernyawa, jenazahnya disatukan dengan Edi," ungkap Nasriadi.