SUKABUMIUPDATE.com - Berkat keberanian Rendi Lesmana (19 tahun), aksi penipuan marinir gadungan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi berhasil diungkap. Remaja asal Cikidang itu adalah montir mobil di salah satu bengkel Mayangsari Palabuhanratu.
Kejadian itu bermula pada Selasa (18/6/2019) lalu. Seorang pria bernama Anselmus Dacosta (57 tahun) mengaku sebagai marinir dengan pangkat Pelda berjalan kaki lalu datang ke bengkel untuk memperbaiki mobilnya yang mogok di Lapang Cangehgar Palabuhanratu. Pemilik dan kepala bengkel langsung menyuruh Rendi untuk memperbaiki mobil tersebut.
BACA JUGA: Marinir Gadungan di Palabuhanratu Mengaku Sudah 5 Tahun Beraksi
"Saya samperin, ternyata masalah di accu mobil. Mobil bisa hidup lagi kalau di-jumper sama accu lain. Saya teh jalan kaki ke bengkel lagi bawa accu. Udah di-jumper, dia bilang sama saya mau pakai accu yang saya bawa aja, soalnya mau ke Pol Air dulu katanya. Buru-buru mau ada acara. Saya teh percaya aja," kata Rendi saat diwawancarai sukabumiupdate.com, usai kejadian.
"Saya sempat minta diantar ke bengkel sama si pelaku itu dan akhirnya diantar. Pas di Pertigaan Batusapi, ada satu tentara disitu. Dia (pelaku, red) kelihatan kayak yang ketakutan gitu. Tapi saya teh udah we terus turun di bengkel. Di bengkel bos saya tanyain accu kemana, saya bilang dipakai dulu. Si pelaku bilang mau ke bengkel lagi jam 2 siang mau ganti oli sama ganti accu. Udah jam 2 saya ditanyain lagi sama bos, accu kemana. Yaudah saya ke Pos AL," lanjut Rendi.
Begitu tiba di Pos AL, ia menanyakan nama Anselmus Dacosta kepada petugas. Rendi langsung kaget setelah mengetahui nama tersebut tak tercatat di Pos AL. Rendi juga kebingungan saat ditanya petugas lantaran tak punya bukti. Malam keesokan harinya, pelaku menghubungi Rendi lalu mengajak bertemu di kawasan Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok. Ia pun langsung menghampiri.
"Sehabis Isya dia ngajak ke rumah saya, katanya mau ngobrol tentang sesuatu sama keluarga, sama bapak gitu. Dia lalu pamitan sama warga disitu, saya langsung fotoin mobil sama plat nomor buat bukti. Udah beres kita langsung pergi. Dia pakai motor, saya pakai mobil," imbuhnya.
BACA JUGA: Marinir Gadungan di Palabuhanratu, Mengaku Beli Seragam di Pasar Senen Jakarta
Di perjalanan, Rendi diminta berhenti oleh pelaku di depan SPBU Cimaja. Di tempat itu, pelaku meminjam uang Rp 100.000 kepada Rendi untuk membeli bensin. Rendi yang polos masih saja percaya dan meminjamkan uang kepada pelaku. Sejurus kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di kontrakan tempat Rendi dan bapaknya tinggal, di kawasan Cempaka Putih.
"Udah ketemu bapak saya, ngobrol panjang, pelaku ngajak ke rumah saya di Cikidang. Langsung jam 11 malam itu saya, bapak dan pelaku berangkat ke Cikidang. Pas di dekat rumah, dia kaget lihat rumah cat loreng. Dia tanya itu rumah siapa, saya jawab itu rumah bapak saya, rumah saya. Dicat loreng soalnya saya cinta sama TNI. Udah gitu sampai rumah, ngobrol lagi seputar TNI, sempat ngopi-ngopi dan makan-makan," bebernya.
Sejurus kemudian, setelah puas berbincang, Rendi, bapaknya dan pelaku kembali ke Palabuhanratu. Di perjalanan, pelaku kembali meminjam uang Rp 100.000, namun kali ini ke bapaknya Rendi. Alasannya sama, untuk beli bensin. Tapi lantaran SPBU tutup di malam hari, pelaku hanya meminta uangnya saja. Sesudah itu pelaku pulang.
BACA JUGA: Marinir Gadungan Diamankan di Palabuhanratu, Janjikan Montir Bengkel Mobil Jadi Tentara
"Besok paginya lagi, si pelaku teleponin saya lagi. Nanyain saya dimana. Terus langsung bilang kalau saya harus tebus formulir, katanya formulir daftar TNI. Disisi lain saya juga ditekan terus sama bos saya, soal accu yang belum dikembalikan. Dari situ saya mulai penasaran, si pelaku ini TNI asli atau bukan. Akhirnya pulang kerja saya datangi Pos AL lagi, tapi sekarang sudah punya bukti. Saya lihatin bukti foto sama bapak yang ada di Pos AL. Ternyata pelaku ini bukan anggota TNI AL. Dari tanda-tanda di baju dan pangkat saja sudah kelihatan," kata Rendi.
Dengan rasa kaget bercampur penasaran, Rendi akhirnya balik kanan dari Pos AL setelah bertukar nomor kontak dengan TNI yang asli di Pos AL. Tak lama kemudian, pelaku kembali menghubungi Rendi dan mengaku sudah ada di kontrakan bersama bapaknya. Mengetahui hal itu, Rendi kembali lagi ke Pos AL untuk melapor, lalu ke Koramil Palabuhanratu.
"Udah gitu langsung pelaku disergap di kontrakan. Saya enggak tahu persis dia minta uang berapa buat menjanjikan supaya bisa diterima jadi TNI. Soalnya dia ngobrolnya sama bapak saya. Tapi sempat dengar kata si pelaku kalau mau jadi TNI itu minimal Rp 15 juta dan itu bisa dicicil. Udah begitu kronologisnya," tutup Rendi.