SUKABUMIUPDATE.com - Nujurmudin alias Godeg, bocah 12 tahun kisah hidupnya harus berakhir mengenaskan. Jasadnya ditemukan pada 25 Desember 2018 lalu dengan beberapa organ tubuhnya yang hilang.
Sejak kematian Godeg, beberapa keluarga dan tetangga di sekitar kediaman Godeg dipanggil polisi untuk dimintai keterangan. Berbagai kemungkinan pun menyeruak. Proses pencarian tersangka alot karena di tempat kejadian tidak ditemukan barang bukti sedikitpun.
Redaksi sukabumiupdate.com, Rabu pagi (23/1/2019) kembali datang ke kampung tempat tinggal korban. Sekedar mencari informasi yang sulit didapat, merunut waktu ke waktu dari hilangnya Godeg hingga ditemukan tak bernyawa dalam kondisi menggenaskan dipinggir sawah milik keluarganya yang nggak jauh dari rumahnya.
Sebelum hilang, sekitar pukul 05.30 WIB, terjadi pertengkaran hebat di rumah Godeg. Menurut kesaksian Laelasari (19 tahun), sang bibi yang rumahnya tepat didepan rumah keluarga korban mengatakan sempat melihat pertengkaran antara Godeg dan kedua orangtuanya.
"Saat itu saya lihat Godeg dimarahi ayahnya, dan ibunya melempar tempat garam ke arah Godeg. Anak itu lalu diam dan pergi," ungkap Laelasari pada sukabumiupdate.com.
Keterangan Laelasari ini dibenarkan oleh tetangganya yang lain, Masitoh (43 tahun). Rumahnya berada tidak jauh dari rumah Godeg, persis di jalan menuju ladang tempat jasad godeg ditemukan.
Ia mengatakan, sehari sebelum jasad bocah 12 tahun itu ditemukan, melihat Godeg pergi ke arah ladang milik keluarganya sekitar pukul 06.00 WIB. "Saya melihat sepintas Godeg pergi ke arah ladang milik orang tuanya, saya tidak sempat nanya karena saat itu saya sedang di kamar mandi (red-WC terbuka) yang persis berada di tepi jalan," ungkap Masitoh.
Seharian berlalu, Godeg tak juga pulang termasuk untuk makan siang, hingga membuat keluarganya khawatir. Delapan jam setelah melihat Godeg meninggalkan rumah, sekitar pukul 14.00 WIB sore, Laelasari melihat Hendra (40 tahun), ayah tiri Godeg menuju ladang.
BACA JUGA: Kematian Godeg di Lengkong Sukabumi Belum Terungkap, Polisi Panggil Petani Disekitar TKP
Namun tak lama kemudian, Laelasari melihat Hendra kembali kerumah tanpa Godeg. "Itu sepulang dari panen cabe, saya melihat Pak Hendra keluar dan menuju ke arah Ciolenang (tempat mayat Godeg ditemukan) dan saya sempat menyapanya. Dia pergi sekitar 10 menit, lalu kembali ke rumah dan bilang tidak menemukan Godeg disana," ungkap Laelasari.
Sekitar jam 16.00 WIB, giliran sang ibu, Aningsih (40 tahun) mencari Godeg dan sempat menanyakan pada Asep Abdurahman alias Ayep (36 tahun) tetangga sebelahnya. Namun Ayep menjawab tidak melihat Godeg.
"Saya terakhir melihat Godeg pada hari Minggu dan dia tengah bermain sepeda bersama anak lain. Setelah itu saya tidak melihatnya lagi," ungkap Ayep pada sukabumiupdate.com.
Setelah Godeg menghilang lebih dari 24 jam, anggota keluarga Godeg yang terdiri dari nenek, paman, kakak, ibu, dan ayah tiri mencari keberadaan Godeg. Nenek Godeg, Solihat (60 tahun), orang yang mengurus Godeg sejak bayi mendapat firasat bahwa Godeg tak jauh dari saung tempatnya menunggu padi di Ciolenang.
"Saya mendapat ilapat (firasat) Godeg tidak jauh dari saung tempatnya menunggu ladang. Lalu saya menyuruh kakaknya, Abdurahman (20 tahun) dan menantu saya Ilham (21 tahun) untuk mencari Godeg sekali lagi ke ladang. Saya berfikir begitu karena Godeg anaknya pemalu, jadi tidak akan pergi jauh," jelas Solihat.
BACA JUGA: Kematian Godeg Belum Terungkap, Warga Lengkong Sukabumi Resah
Sekitar pukul 17.45 WIB Abdurahman dan Ilham berhasil menemukan jasad Godeg tepat di sawah milik orang tuanya, di Ciolenang, beberapa meter dari saung tempat biasa Godeg menjaga padi milik orang tuanya.
"Saya yang baru saja pulang ke rumah karena sejak Sabtu malam pergi dan jarang ada di rumah. Pas hari Selasa siang saya pulang dan Godeg sudah tak ada dirumah, lalu saya membantu mencari Godeg. Padahal sebelumnya saya ke Ciolenang, tapi tidak melihat. Menjelang magrib saya pertama melihat kakinya, lalu setelah saya dan Ilham dekati ternyata itu Godeg, karena saya kenal bajunya, " ungkap kakak korban, Abdurahman.
Polisi langsung menduga Godeg korban pembunuhan, karena jenazahnya ditemukan dalam kondisi menggenaskan dan banyak luka. Mayat bocah ini ditemukan tanpa bola mata, kulit kepala, tulang rusuk patah, tubuh bagian kanan terbuka dengan sejumlah organ dalam hilang.
Polisi kesulitan mengungkap kasus ini karena minimnya barang bukti dan saksi. Nyaris tak ditemukan banyak darah di sekitar lokasi temuan mayat Godeg. Terkini polisi bahkan harus mengumpulkan semua alat pertanian dan senjata tajam milik keluarga dan warga sekitar rumahnya untuk diindentifikasi.