SUKABUMIUPDATE.com - Tim Forensik RSUD R Syamsudin SH merilis hasil pemeriksaan jenazah Fatimah (50 tahun), warga Ciemas, Kabupaten Sukabumi, yang ditemukan dalam kondisi membusuk, Senin (22/10/2018) lalu. Fatimah ditemukan tewas membusuk di sebuah kontrakan kawasan Jalan Cipicung, Kampung Mangkalaya RT07/05 Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Kondisinya terbungkus kardus, terpal, kain, dan diberi bantal.
Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH, dr Nurul Aida Fathia, mengatakan tim dokter kesulitan untuk mengidentifikasi sebab-sebab kematian karena kondisi jenazah yang sudah membusuk. Dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
"Tadi malam dilakukan otopsi pukul 20.00 WIB. Kalau kita lihat derajat pembusukannya, sekitar 2-5 hari. Kemudian untuk temuannya, soal ada luka-luka atau tidak, itu sulit karena kondisi jenazah sudah busuk. Luka memar atau luka lecet itu sulit kita lihat," ungkap Nurul kepada sukabumiupdate.com, di Ruang Pemulasaraan Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD R Syamsudin SH, Rabu (24/10/2018).
BACA JUGA: Seorang Wanita Ditemukan Tewas di Kontrakan di Gunungguruh Sukabumi
Temuan yang baru dicurigai, masih kata Nurul, adalah perbedaan warna pada otot. Yang biasanya berwarna merah kecoklatan, menjadi merah kehitaman. Untuk lebih memastikan, Nurul masih menunggu hasil uji laboratorium.
"Jadi kalau untuk sebab mati, untuk sekarang belum bisa. Karena kondisi busuk seperti itu harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi yang kira-kira sekitar seminggu hasilnya baru ada," lanjutnya.
BACA JUGA: Satreskrim Polres Sukabumi Kota Periksa Suami dari Wanita yang Ditemukan Tewas di Kontrakan
Ia juga menkonfirmasi soal riwayat penyakit darah tinggi yang diderita Fatimah selama hidupnya. Hal itu didapat saat Nurul mendengar pengakuan dari pihak keluarga. Namun, secara makroskopis atau secara kasat mata, gejala penyakit yang disebutkan tidak terlihat. Kendati demikian, Nurul akan mengkonfirmasinya juga dengan hasil uji laboratorium dengan mengirim beberapa organ tubuh utama.
"Kondisi pembusukan pasti akan berbeda, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pertama misalnya suhu dalam ruangan seperti apa. Kalau terbuka begitu saja, tentu pembusukan akan lebih lama dibanding yang ditutup. Artinya ada panas, jadi lebih cepat," bebernya.
"Terus kalau misalnya tidak ada udara bebas yang masuk, artinya kelembabannya lebih rendah dibanding di luar. Lebih rendah, pembusukan menjadi lebih cepat dibanding kalau ada udara yang masuk. Tapi kalau misalnya terbuka, lalat lebih cepat masuk, pembusukan juga bisa lebih cepat," tandasnya.