SUKABUMIUPDATE.com - Hari tempe nasional yang jatuh tepat hari ini, Sabtu 6 Juni, di peringati para pegiat dan penggemar tempe di seluruh tanah air. Tak terkecuali oleh anggota FKDB (Forum Komunikasi Doa Bangsa) yang bergerak di sektor home industri tempe dan tahu.
BACA JUGA: FKDB dan FTI Mengajak Pelajar SMA Doa Bangsa Lirik Peluang Usaha Tempe
Para anggota FKDB tampak antusias memperingati hari tempe nasional tahun ini. Teristimewa bagi mereka pada hari tempe nasional tahun ini bisa menyaksikan acara live di Doa Bangsa TV dengan topik yang sangat menarik yakni," Virtual Cooking, Demo dan Seminar". Turut ikut meramaikan acara live tersebut tokoh UKM nasional, Sandiaga Salahudin Uno.
Dari data dan fakta dilapangan, FKDB saat ini sudah membina 82 titik usaha tempe tahu dengan kapasitas 30 ton perhari. Dari 82 titik usaha tersebut, titik usaha tempe di Pangkalan Bun Kalimantan memproduksi 1.400 Kilogram (Kg) tempe perhari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini.
Ketua Umum FKDB, Ayep Zaki kepada sukabumiupdate.com menegaskan tekadnya untuk terus membina para usaha kecil menengah atau UKM dan masyarakat luas akan terus digelorakan. Terlebih pada hari tempe nasional ini, merupakan momentum pembuktian dan komitmen FKDB kepada masyarakat luas dan para UKM.
Lebih lanjut, kata pri yang akrab disapa Aa Zaki menyampaikan bahwa memproduksi tempe sebanyak 30 ton perhari tidaklah mudah, tetapi FKDB sudah membuktikan hal itu bisa dilakukan. Terkait kondisi saat ini di tengah-tengah Covid-19 menyampaikan pula tidaklah mudah untuk bisa mempertahankan kapasitas produksi saat ini.
BACA JUGA: FKDB dan FTI Bantu Persediaan Pangan Melalui Gerakan Berbagi Tempe
Namun berkat kerja sama dan kordinasi yang baik dari semua pihak dan juga sinerginya FKDB dengan pemerintah, sambung Aa Zaki, maka jumlah produksi bisa bertahan bahkan cenderung meningkat. "Bagi kami ini hal yang luar biasa, di saat para usahawan lain banyak yang terpuruk ditengah tengah wabah covid 19 ini," tegasnya.
Menyikapi tanggapan masyarakat serta tuntutan agar tempe menjadi warisan budaya Indonesia selain batik, sambung Aa Zaki, FKDB akan terdepan memperjuangkan itu. "Mudah-mudahan upaya bangsa kita mengupayakan tempe menjadi warisan budaya Indonesia pada UNESCO mendapat tanggapan positip," jelasnya.
Ia berharap pemerintah terus berperan aktif mendukung para pengusaha tempe, termasuk bagaimana pada jangka dan masa yang akan datang perihal ketersediaan bahan baku kacang kedelai. "Ini pekerjaan rumah bagi bangsa kita, mudah-mudahan seiring waktu hal itu semua bisa terjawab," terangnya.
FKDB selain bergerak membina para UKM di bidang tempe, juga terus komitmen bergerak di bidang on FARM, terutama pada budi daya tanaman padi. "Mudah mudahan kedepan kita bisa tanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai import," tandasnya.