SUKABUMIUPDATE.com – Sejumlah kota dan kabupaten se Jawa Barat yang menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) gelombang ketiga yang dimulai 6 Mei 2020 kemarin memilik tantangan berat. PSBB selama 14 hari ini bersamaan dengan waktunya ragam tradisi jelang lebaran Idul fitri, salah satunya acuk dulag (pakaian lebaran), termasuk di Sukabumi.
Hari-hari terakhir sebelum PSBB dimulai, tradisi ini membuat Kota Sukabumi “mendunia” melalui foto viral warga berdesakan memborong pakaian di toko busana Jalan Ahmad Yani. Bukan tidak paham dengan protokol physikal distancing dan jumlah pasien covid-19 di Sukabumi yang terus bertambah, warga khususnya kaum emak-emak ini nekat berdesakan bersentuhan fisik satu dan yang lain, demi acuk dulag.
Tidak hanya berdesakan, masih ada para pemburu acuk dulag ini yang tidak memakai masker. Redaksi sukabumiupdate.com pun sempat berbincang dengan warga Sukabumi yang nekat berdesakan di toko busana demi tradisi belanja pakaian baru untuk dipakai saat lebaran ini (acuk dulag), satu hari sebelum pelaksanaan PSBB, Selasa (5/5/2020).
Ratimah (60 tahun) perempuan warga Sukalarang Kabupaten Sukabumi mengatakan sejak pagi dia dan anak-anaknya sudah berangkat dari rumah menuju pusat perdagangan di sekitaran jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi, dengan tujuan belanja pakaian, aksesoris dan kebutuhannya lainnya untuk lebaran.
Dia sadar kalau saat ini pandemi Corona, sehingga keluar dan berada di kawasan perdagangan ini dengan masker kain yang selalu menempel menutupi mulut dan hidungnya. "Kalau PSBB kami tidak tidak tahu banyak, tapi jaga kesehatan pakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun kami tahu, tapi mau gimana lagi teryata banyak juga yang belanja. Semoga tetap sehat,” jelas salah seorang anak Ratimah yang enggan menyebutkan namanya.
Menurut Ratimah, belanja pakaian lebaran setiap tahun selain tradisi juga amanah dari anaknya yang bekerja menjadi buruh migran di timur tengah. “Ini uang belanja dari anak saya ada di Arab Saudi, untuk lebaran kami di Sukabumi,”pungkasnya.
BACA JUGA: Viral Foto Warga Berdesakan Belanja Jelang PSBB Sukabumi, Fahmi Minta Jangan Panik
Pemerintah baik pusat, provinsi hingga daerah pun bukan tidak paham PSBB berdekatan dengan lembaran adalah hal yang akan lebih rumit. Mengatur protokol kesehatan khususnya physical distancing di pasar tradisional, pertokoan non pangan akan menjadi sulit karena keterbatasangan ruang dan lonjakan pembeli jelang lebaran.
Pemda Kota dan Kabupaten Sukabumi, hanya memberi batas waktu operasional pertokoan non pangan termasuk pedagang busana lebaran dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB selama PSBB. Toko pangan pasar rakyat, pasar tradisional bahkan beroperasi seperti biasa.
BACA JUGA: Viral Dikerubuti Pembeli Jelang PSBB, Toko Busana di Sukabumi Sepelekan Physical Distancing
“Ketika ada satu toko atau pasar swalayan melanggar dengan terpaksa pemkot menutup semua pertokoan. Rencananya setiap hari akan dilakukan evaluasi karena sejatinya PSBB mengurangi pergerakan manusia dan kedua melihat atau menjaga jarak,” ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dikutip dari akun resmi humas kota sukabumi.
Fahmi meminta pengusaha ikut mendukung PSBB untuk memutus matarantai penyeraban wabah corona, dari sisi jam operasional dan syarat mutlak phyisical distancing. “Di mana toko membatasi jumlah pengunjung agar tidak terjadi kerumunan. Mudah-mudahan dengan kedisiplinan Kota Sukabumi pulih dari pandemi Covid-19,” kata wali kota.
BACA JUGA: Ini Suasana Pasar Palabuhanratu Saat PSBB Diberlakukan
Hal yang sama juga diungkapkan Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat memantau pelaksanan PSBB hari pertama kemarin. Dikutip dari akun resmi pemerintah kabupaten sukabumi, “Dalam kegiatan PSBB hari pertama kita hanya menemukan beberapa warga yang belum mengunakan masker dan kemudian beberapa warga yang dagangnya tidak sesuai dengan ketentuan physical distancing dan social distancing" jelas Marwan usai monitoring di pasar Sukaraja, Rabu (06/04/2020).
Menurut Bupati, secara Keseluruhan masyarakat yang berada di pasar hari ini menunjukan kesadaran yang tinggi untuk sama sama menjaga diri dan melindungi diri "Tetapi kita akan evaluasi setiap hari terutama pasar pasar yang dimungkinkan interaksi warganya tinggi" tambahnya.