SUKABUMIUPDATE.com – Industri logam rakyat di Kabupaten Sukabumi mampu menjawab dan melawan serbuan produk pertanian import yang saat ini menjejali pasar di Indonesia. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Energi Sumber Daya Minimal (DPSEDM) Kabupaten Sukabumi Aam Ammar Halim, saat mengupas kualitas Cangku (pacul) buatan Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat yang sempat heboh, karena disebut Menkop UKM Teten Masduki lebih bagus dari cangkul import buatan Cina.
“Saya setuju dengan statmen menkop pak Teten Masduki. Kuaitas pacul Cibatu memang lebih bagus lebih kuat dari pacul import cina yang saat ini banyak beredar di Indonesia,” ungkap Aam dalam talk show live media sosial sukabumiupdate.com, tamu mang koko edisi Sabtu (30/11/2019) yang diadakan di bengkel logam CV Rodhas di Cibatu Kabupaten Sukabumi.
Ia mengakui jika urusan kerapihan, pacul Cibatu memang kalah dari buatan Cina karena barang import tersebut sudah diproduksi otomatis dengan mesin. “Namun jika bicara kekuatan pacul cibatu jelas unggul, pacul ini kalau digunakaan dan kena batu keras tidak akan rusak, beda dengan pasul import yang mulus dengan tampilan bagus tapi cepat rusak,” sambung Aam.
Kualitas ini bahkan diakui oleh banyak orang karena permintaan alat pertanian khususnya pacul ke Cibatu hingga saat ini masih cukup tinggi. “Inikah bedanya jelas keunggulan kita selain bahan baku utama terjaga juga di anting-antingnya dan masih diketok manual pakai palu (pandai), karena manual kita pakai las bukan cetakan mesin, jadi lebih kuat,” ujar dia yang dalam talk show mang koko kali ini bersanding dengan Direktur CV Rodhas H Uwoh dan Asep Rohandi (Asro) Ketua Koperasi Industri Kerajinan Rakyat (Kopinkra) Karya Pusaka Cibatu.
BACA JUGA: Menkop UKM Akui Jika Cangkul Cibatu Sukabumi Lebih Bagus Dari Buatan Cina
Namun Aam juga mengakui jika pacul dari Cibatu ini masih dalam proses mendapatkan SNI (Standar Nasional Indonesia). Proses ini tidak singkat karena, pacul cibatu faktualnya sudah banyak dipesan pasar harus melalui uji SNI yang memiliki banyak standard dan indikator.
“Salah satunya itu kan melihat kualitas bahan baku. Pacul Cibatu ini kan bahan bakunya dari Indonesia juga. Tinggal nanti kita mendorong tentunya bersama kementrian perindustrian agar proses ini segera dijalankan agar pacul bias segera mendapatkan cap SNI, menyusul sejumlah produk pertanian lainnya asal Sukabumi yang sudah ber SNI,” beber Aam.
BACA JUGA: Perajin Cibatu Kabupaten Sukabumi Siap Hadapi Serbuan Mata Cangkul Impor
Setelah mendapatkan pengakuan dan lampu hijau dari kementrian, pacul atau cangkul cibatu butuh upgrade teknologi dan manajemen industri. Menurut Aam ini penting agar saat pacul Cibatu sudah ber SNI dan bias masuk e katalog, permintaan pasar dalam jumlah besar harus dilayani dengan cepat serta kualitas yang terjaga.
“Ini bisa difasilitasi oleh pemerintah, khususnya di daerah dimana kita memang punya program meningkatan kapasita pelaku ikm loga di Kabupaten Sukabumi. Harapannya kita tak hanya berbicara di level nasional tapi pacul dan peralatan pertanian serta produk olah logam cibatu juga merambah pasar internasional,” pungkasnya.