SUKABUMIUPDATE.com - Sinergi Nawa Cita Indonesia (SNCI) berkomitmen mewujudkan cita-cita besar Indonesia terutama dalam bidang pangan. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dengan teknologi Pupuk Batu bara.
Ketua Umum SNCI, Suryo Atmanto menjelasakan teknologi Pupuk Batu bara merupakan teknologi terbaru yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
BACA JUGA: FKDB dan SNCI Siapkan Regulasi dan Formula Bantu Joko Widodo
"Teknologi ini hadir dilatarbelakangi bahwa tanah pertanian di seluruh dunia, banyak yang telah mengalami degradasi atau penurunan tingkat kesuburan," ujarnya dalam rilis.
Peningkatan produksi dengan aplikasi teknologi ini, kata Suryo bisa mencapai 30 hingga 45 persen dan itu telah dibuktikan di berbagai wilayah dan komoditas di Indonesia, terutama pada tanaman padi.
"SNCI selaku bagian yang mengembangkan teknologi ini, akan menjadikan teknologi Pupuk Batu bara sebagai jalan untuk mewujudkan kedaulatan pangan di bumi pertiwi Indonesia," paparnya.
Sementara itu, Sekertaris Jenderal SNC, Ayep Zaki yakin bahwa kedaulatan pangan pasti terbukti di Indonesia dengan teknologi Pupuk Batu bara, sebagai alat untuk mencapai hal tersebut.
"Maka dari itu saya arahkan tim petugas lapangan untuk terus melakukan sosialisasi dan pembuktian, baik di tingkat petani maupun instansi-instansi terkait pertanian. Hal ini agar diketahui dan dirasakan secara nyata bahwa teknologi Pupuk Batu bara ini mampu meningkatkan hasil produksi pertanian," tuturnya.
Salah satu instansi yang antusias dan menyambut baik teknologi Pupuk Batubara ini, kata Zaki yakni Perum Bulog atau lembaga pangan terbesar di Indonesia.
"Perum Bulog yang mengurusi tata niaga beras dengan jaringan seluruh Indonesia, menjadikan peluang besar untuk teknologi Pupuk Batu bara bisa diketahui, di aplikasikan dan di rasakan pada tingkat petani secara masif," jelasnya.
Antusias itu, lanjut Zaki ditunjukkan dengan kerjasama antara SNCI dan Perum Bulog, yaitu dilakukannya demplot aplikasi teknologi Pupuk Batu bara di lahan On Farm Perum Bulog, yang berlokasi di Kampung Kepuh 2, Desa Jatibaru, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang seluas 6 hektar.
Setelah dilakukan penanaman dan pendampingan aplikasi selama empat bulan oleh tim pendamping dari SNCI dan petani binaan Perum Bulog, tambah Zaki maka panen hasil aplikasi akan dilaksanakan hari ini, Kamis 21 Maret 2019.
"Akan hadir juga pada acara panen para Direksi dari Perum Bulog dan Direksi SNCI," terangnya.
Zaki berharap dengan aplikasi di lahan On Farm Perum Bulog ini, bisa menjadi referensi petani untuk dapat mengikuti penggunaan teknologi Pupuk Batubara ini.
"Jika para petani mengikuit cara ini dan terjadi peningkatan hasil panen padi, tentunya akan terjadi peningkatan supply gabah dari petani ke Perum Bulog, maka hal tersebut akan mendukung stok beras nasional terjaga, sehingga kedaulatan pangan dapat terbukti," harapnya.
"Kerjasama pengembangan teknologi Pupuk Batu bara ini, diharapkan menjadi awal untuk mendukung visi besar pemerintah dalam hal mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia," tandasnya.