SUKABUMIUPDATE.com - Produksi gula merah kelapa di wilayah Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi menurun akibat kemarau panjang pada 2018 lalu. Pertumbuhan bunga kelapa (sintung, red) tidak berkembang normal karena kekurangan air.
"Hampir di setiap wilayah, pada saat ini kurang baik produksi air niranya. Disebabkan pohon kelapa tidak keluar bunganya. Biasanya pengrajin menamakan musim palek," kata Yatino (48 tahun), salah satu pengrajin gula merah kelapa di Kampung Cigebang RT 20 RW 05, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Senin (7/1/2019).
Dalam kondisi normal, para petani bisa memanen delapan jerigen ukuran 20 liter. Tapi saat musim palek, paling-paling hanya tiga hingga empa jerigen saja.
BACA JUGA: Harga Vanili Meroket, Maling di Cidolog Sukabumi Beraksi
"Kalau Palek kayak gini, kadang bisa total libur," imbuhnya.
Gula merah kelapa kini dijual di kisaran Rp 11-Rp 12 ribu ke tingkat pengepul. Sedikit lebih tinggi dibanding saat produksi normal.
"Harga cukup bagus karena memang produksi gula menurun," imbuhnya.
BACA JUGA: Harga Cabai Anjlok, Petani Cidolog Sukabumi Terpaksa Jual Cabai Mentah
Sementara itu pengrajin gula merah kelapa lainnya, Duyeh (44 tahun), mengatakan masa musim Palek tergantung intensitas curah hujan dan kesuburan lahan. Sesudah musim kemarau, sekitar 4 hingga 5 bulan, bunga kelapa atau sintung bisa tumbuh kembali.
"Dan dari tumbuh sintung menunggu diproduksi sekitar tiga bulan," ujarnya.
"Memang sebagian ada yang palek. Produksi turun sampai 50 persen," tuturnya.