SUKABUMIUPDATE.com - Setelah melalui tiga bulan masa panen, harga cabai keriting dari petani Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi menurun drastis. Padahal, cabai adalah salah satu komoditas pertanian di kawasan Cidolog.
Harga cabai matang saat masa panen pertama saja berkisar di Rp 33 ribu per kilogram. Sangat jauh bila dibandingkan dengan harga yang ada saat ini, yang hanya berkisar Rp 15 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Jelang Pergantian Tahun, Harga Bahan Pokok di Pasar Palabuhanratu Stabil
Kondisi tersebut membuat para petani pesimis. Alhasil, para petani lebih memilih memanen cabai lebih awal yang masih hijau, meski dengan harga yang anjlok, Rp 5 ribu per kilogram.
Damin (58 tahun) petani asal Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidolog misalnya. Ia merelakan cabainya yang masih hijau untuk dipanen dengan alasan curah hujan yang tinggi dan harga cabai yang terus menurun setiap minggunya.
"Rugi sih enggak, hanya balik modal saja. Saya menjual cabai mentah karena spekulasi saja. Takutnya nanti malah makin lama makin rugi," ungkap Damin pada sukabumiupdate.com, Senin (7/1/2019).
BACA JUGA: Naik, Harga Daging Ayam di Pasar Palabuhanratu Sukabumi Rp35 Ribu
Senada diungkapkan Angga (33 tahun) salah seorang pengepul cabai di Kecamatan Cidolog. Ia mengatakan, penurunan harga cabai akibat panen cabai yang serempak di seluruh daerah. Angga menambahkan, cabai mengalami masa produktif pada 10 sampai 15 kali masa panen, hingga tingkat produksi cabai berkurang dan diganti dengan pohon baru.
"Kalau lagi mahal petani enggak akan menjual cabai hijau. Namun karena takut rugi dan panen akhir, mereka menjual cabai mentah meski dengan harga murah. Petani sebenarnya tidak rugi, hanya balik modal saja," kata Angga.