SUKABUMIUPDATE.com - Perayaan kenaikan kelas atau yang lebih dikenal dengan samenan di Sukabumi, tak cuma menyisakan kemacetan. Hal ini memberikan efek positif bagi pelaku usaha jahit pakaian.
Seperti yang dirasakan Deni Rahman. Pemilik toko jahit Bani Taylor di Kampung Pamuruyan RT 01/01, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi ini tengah disibukan orderan. Khususnya untuk dipakai di perayaan kenaikan kelas.
"Banyak pesanan itu dari anak sekolah yang perpisahan, seperti jas, celana, kemeja putih, kebaya dan juga batik," ujar Deni Rahman (50 tahun) penjahit yang sudah mengeluti usahanya selama 30 tahun ini kepada sukabumiupdate.com, Senin (7/5/2018).
BACA JUGA: Harga Kedelai di Sukabumi Melonjak, Pengrajin Tahu Tempe Terancam Gulung Tikar
Deni mengatakan, 'fenomena' ini terjadi setiap tahun.Jika biasanya hanya menerima 15 orderan setiap minggu, kini lebih banyak. Bisa mencapai 45 pasang pakaian per minggunya.
"Biasanya saya bekerja berdua sama anak, kalau sekarang dibantu dua orang pekerja karena takut pesanan selesai tidak tepat waktu," jelasnya.
Soal harga, ditentukan model dan bahan yang dipesan pelanggan. Bisa pula, pelanggan membawa kain sendiri sesuai jenis bahan yang diinginkan.
BACA JUGA: Suguhkan Layanan PPOB, Nasabah BPR Sukabumi Cabang Cisaat Terus Meningkat
"Satu minggu pesenan jadi, dan itu pun tergantung berapa banyaknya pesanan. Klau harga itu bisa nego, biasanya untuk upah kerja saja seperti membuat celana hanya Rp 60.000, kalau berikut bahan tergantung bahannya," tuturnya.
Tak hanya dari Cibadak, orderan juga diterima dari warga Parungkuda dan Cicurug. Sebetulnya, masih banyak orderan yang masuk. Namun Bani terkendala mod.
"Kalau udah kuat modalnya, pengen juga masarinnya sampai se-kabupaten atau keluar daerah. Karena biasa bikin desain sendiri," pungkasnya.