SUKABUMIUPDATE.com – Kelapa sebagai salah satu komoditas unggulan sektor perkebunan di Jawa Barat mengalami penurun kemampuan produksi dalam lima tahun terakhir. Pemerintah provinsi diminta melakukan intervensi teknologi pertanian untuk mendongkrak angka produksi ditengah makin meyempitnya lahan tanam.
Mendorong pemerintah provinsi Jawa Barat untuk melakukan perbaikan bibit tanaman perkebunan dengan varietas unggul, merupakan salah satu isu dalam penyusunan Raperda yang saat ini tengah digodok pansus VIII DPRD bersama dinas terkait. “Raperda yang merupakan revisi dari perda sektor perkebunan sebelumnya ini, harus memberikan manfaat lebih nyata bagi usaha perkebunan di Jawa Barat,” jelas Lina Ruslinawati, anggota Pansus VIII DPRD Jawa Barat melalui sambungan telpon, Rabu (24/6/2020).
Terkait kelapa yang sudah tetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan sektor perkebunan di Jawa Barat, Lina melihat harus ada upaya ekstra. Pasalnya menurut Lina yang mengutip dari Kementrian Pertanian, angka produksi kelapa di Jawa Barat terus turun dalam lima tahun terakhir (2016 hingga 2020).
Data kementan RI, menyebut produksi kelapa di Jawa Barat tahun 2016 capai 96.060 ton, angka produksi turun pada tahun 2017 yaitu 92.179 ton. Di tahun 2018 mengalami kenaikan tipis dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 93.625 ton.
Di dua tahun terakhir, 2019 dan angka sementara 2020, produksi kelapa di Jawa Barat terus merosot. 92.946 ton ditahun 2019 dan 91.979 ton di tahun 2020.
“Dari data kita wajib evaluasi, bahwa jika tanpa intervensi kuat dari pemerintah kelapa akan menjadi sejarah perkebunan di Jawa Barat. Padahal ini adalah sektor ekonomi tradisional masyarakat pesisir Jawa Barat selama ini, mereka hidup dari kelapa dan produk turunannya,” sambung politisi perempuan Partai Gerindra yang menyebutkan, Jawa Barat harus belajar dari Jawa Tengah khususnya Kabupaten Kebumen, yang berhasil menjadikan kelapa sebagai masa depan sektor perkebunan.
Selasa kemarin, Pansus VIII DPRD Jabar memang berkunjung ke Kabupaten Kebumen untuk melihat dan mendengar pemaparan pengembangan sektor perkebunan kelapa. Kebumen sukses menjadikan bibit lokalnya kelapa Gaja Entog sebagai varietas unggulan yang diakui dan direkomendasikan oleh kementrian pertanian, yang kemudian dikenal dengan nama Kelapa GEK (Gajah Entog Kebumen).
“Intinya kebumen berpikir keras dan mengaplikasikan upaya meningkatkan produksi perkebunan dari potensi yang ada. Ini yang harus kita contoh, tak hanya bicara bibit lokal yang kemudian menjadi varietas unggulan tapi juga cara mengelola sektor bisnisnya,” sambung Lina.
BACA JUGA: Pansus VIII Intip Kesuksesan Kebumen Kelola Gajah Entog, Lina: Bisa Ditiru Jawa Barat
Perkebunan kelapa di Jawa Barat menurut Lina adalah salah satu yang sektor ekonomi berbasis pertanian yang cukup tua. Pohon-pohon kepala di pesisir pantai selatan dan utara Jawa Barat sudah saatnya diremajakan.
“Raperda yang sedang kami susun ini perubahan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2013, tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan. Jadi kita akan berupaya maksimal memberikan arah kebijakan menuju perbaikan dan peningkatan produksi sektor perkebunan di Jawa Barat, termasuk kelapa,” pungkasnya.