SUKABUMIUPDATE.com – Gempa berkekuatan 2.3 magnitudo, Selasa (10/3/2020) pagi terjadi di 42 kilometer barat daya Kota Sukabumi, Jawa Barat dengan kedalaman 36 kilometer. Getaran gempa yang tidak banyak dirasakan warga Sukabumi ini terjadi sekitar pukul 07:00:30 WIB, di 7.30 lintang selatan (LS) - 106.92 BT (Bujur Timur).
“Teu aya karaos nanaon aman,” jelas Baden Supendi, Kepala Desa Cipamingkis di Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi, melalui pesan singkat kepada sukabumiupdate.com.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikasi (BMKG) mencatat gempa darat ini diduga akibat pergerakan sesar lokal Cipamingkis. Sumber gempa lokal lainnya yang ada di wilayah selatan Jawa Barat khususnya Sukabumi selain Sesar Cimandiri.
BACA JUGA: Sukabumi Diguncang Gempa 4,4 SR, Ini Kata BMKG!
“Iya tadi pagi kita mendeteksi ada gempa di darat berkekuatan 2.3 magnitdo akibat pergerakan sesar Cipamingkis yang hingga saat ini terus dikaji,” jelas Dr Daryono, Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Kepada sukabumiupdate.com melalui pesan singkat pria yang juga peneliti bidang geofisika ini menjelaskan sesar Cipamingkis berada disebelah timur sesar Cimandiri. “Arahnya Barat Daya - Timur Laut, seperti zona sesar Garut Selatan (Garsela), pernah ada klaster gempa di sesar ini secara terus menerus pada tahun 2017 dan 2018 silam,” sambung Daryono.
Dugaan jalur sesar cipamingkis (CpF) yang berada di sebelah timur sesar Cimandiri (CmF) di Selatan Sukabumi
Keberadaan dan keaktifan sesar Cipamingkis menurut Daryono hingga saat ini terus dikaji dan diteliti oleh para ahli. Ia kemudian mengirimkan gambar dan hasil kajian ahli serta data kejadian gempa yang terdeteksi di sesar Cipamingkis.
Sesar ini sangat aktif pada tahun 2018 silam, BMKG mencatat ada 68 kali gempa yang paling banyak terjadi pada bulan April ( 17 kali) dan Mei (18 kali). Kejadian gempa dengan skala perioditas dibawah tahun 2018, juga terjadi di tahun 2014, 2015 dan 2016.
BACA JUGA: Tiga Kali Gempa Berpusat di Sukabumi, Ini Kata BMKG
“Catatan kami skala magnitudo saat itu ada yang mencapai 4 hingga 5 magnitudo,” tegasnya
Untuk itu, Daryono meminta warga Sukabumi untuk selalu bisa menjalin harmoni dengan potensi bencana khususnya gempa. “Pemerintah daerah harus terus mensosialisasikan potensi ancaman bencana ini kepada warga,” pungkasnya.
Penelitian soal sesar yang diduga berada di wilayah Pajampangan Sukabumi ini menunjukkan jika di wilayah Sukabumi ada dua sumber gempa tektonik, yang berasal dari patahan lokal, yaitu Cimandiri Fault (sesar) dan Cipamingkis Fault.