SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan mengalami fenomena langit Hari Tanpa Bayangan. Fenomena itu dapat disaksikan langsung oleh masyarakat Indonesia dari Aceh hingga Papua, tak terkecuali di Sukabumi.
Melalui keterangan tertulis BMKG yang diterima sukabumiupdate.com, Selasa (8/10/2019), fenomena Hari Tanpa Bayangan diprediksi akan terjadi di Sukabumi pada Jumat, 11 Oktober 2019 pada pukul 11.39.10 WIB, disusul wilayah Palabuhanratu pada hari yang sama pukul 11.40.40 WIB.
BACA JUGA: Dampak Badai Matahari Hari Ini dan Besok, BMKG: Indonesia Aman
Staf Observatori BMKG wilayah Palabuhanratu, Rafdi Ahadi menjelaskan, pengertian Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.
"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat seolah-olah menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," jelas Rafdi.
BACA JUGA: Dampak Badai Matahari Siang Ini: Aurora sampai Gangguan Navigasi
Karena itu, lanjut Rafdi, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai Hari Tanpa Bayangan. Penyebab Hari Tanpa Bayangan juga terjadi karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara sampai dengan 23,5 derajat Lintang Selatan.
"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari. Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB," lanjutnya.
BACA JUGA: Muncul Empat Matahari di Kepulauan Riau, Ini Penjelasannya
Masih kata Rafdi, adapun pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB, matahari berada di titik balik utara (23,5 derajat Lintang Utara), dan pada 22 Desember 2018 pukul 11.21 WIB matahari berada di titik balik Selatan (23,5o LS). Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.
"Secara umum, kulminasi utama di Indonesia terjadi terjadi antara 22 Februari di Seba, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April di Sabang, Aceh dan 8 September di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober di Seba, Nusa Tenggara Timur," tandas Rafdi.