SUKABUMIUPDATE.com - Dampak badai matahari, yang terjadi pada 12-13 Mei 2019, akan sampai ke Bumi hari ini, Jumat, 17 Mei 2019. Peramal cuaca luar angkasa di Pusat Prediksi Cuaca Antariksa AS (SWPC) telah melacak tiga gelombang energi matahari yang menyasar ke Bumi.
Energi matahari yang disebut Coronal Mass Ejections (CMEs) bisa memicu gangguan di magnetosfer planet ini. CME adalah semburan kuat partikel dan plasma yang diarahkan ke Bumi.
Namun SPWC menyatakan, badai geomagnetik atau badai Matahari berkekuatan moderat atau lemah, sehingga tidak berdampak merusak. "Badai G2 hari ini diperkirakan akan menghasilkan efek aurora yang memukau di seluruh bagian utara belahan bumi utara.
Di Amerika Utara, SWPC memprediksi aurora atau Cahaya Utara terlihat di selatan seperti Montana, North Dakota, dan Minnesota."
Indonesia dan bagian bumi di sekitar Khatulistiwa tidak terkena dampak Badai Matahari ini. Badai Matahari akan berdampak di wilayah belahan utara dan selatan Bumi, demikian dinyatakan BMKG.
Namun karena kekuatan badai lemah, maka dampak mengganggu sinyal atau navigasi kemungkinan tidak akan terjadi. Sebaliknya, pemandangan menakjubkan aurora akan terlihat di wilayah-wilayah Rusia tengah, Finlandia, Swedia dan Norwegia. Beberapa aurora bahkan mungkin terlihat di ujung paling utara Skotlandia.
Cahaya Utara dipicu oleh partikel-partikel oksigen dan nitrogen yang menarik angin di atmosfer. Partikel-partikel bergetar pada berbagai frekuensi dan bercahaya dalam warna biru, hijau, kuning, merah dan ungu.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap waspada karena Badai G2 moderat juga bisa berdampak mengganggu atmosfer bumi. Sementara badai menciptakan aurora yang indah, mereka juga dapat mengganggu sistem navigasi, jaringan listrik bertegangan tinggi.
Sumber: Tempo