SUKABUMIUPDATE.com - Ujang Hasbulloh (23 tahun) penyumbang medali emas Asian Games 2018 pada cabang olahraga dayung di nomor pertandingan Men's Lightweight Eight (LM 8) atau ringan delapan putra, kini membidik even olahraga berlevel internasional lainnya.
Atlet yang berasal dari Kampung Sukasirna RT 05/10, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, ini mulai menatap SEA Games 2019 di Filipina.
Di SEA Games nanti, Ujang mentargetkan kemenangan. "Target terdekat memenangkan SEA Games," ujarnya.
BACA JUGA: Atlet Peraih Medali Emas, Ujang Hasbulloh dapat Kadeudeuh dari Bupati Sukabumi
Untuk dapat mencapai target di SEA Games, Ujang akan berusaha maksimal seperti saat menjelang Asian Games 2018.
Untuk bisa meraih medali emas, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) semester akhir ini tak sekedar mengandalkan fisik tapi juga semangat dan keseriusan.
Ujang mengungkapkan, meski saat ini tercatat sebagai atlet dayung tapi sebenarnya dari kecil hingga SMA, dirinya menyukai olahraga sepakbola. Bahkan saat duduk di bangku sekolah SMP, Ujang mewakili SMP terpadu Darul Amal Jampang Kulon menorehkan prestasi juara pertama kompetisi Liga Pendidikan (LPI) tingkat Kabupaten Sukabumi. Namun ketika masuk ke tingkat provinsi Jawa Barat tidak lolos.
"Di MAN 3 Juga masih di olahraga sepakbola dan futsal, " ujarnya kepada sukabumiupdate.com, usai menerima kadeudeuh dari Bupati Sukabumi melalui Dispora di Pendopo Sukabumi, Jumat (31/8/2018).
Ujang masuk ke UPI menggunakan jalur bebas Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) kemudian masuk Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Jurusan PGSD Penjas.
"Alhamdulillah di UPI saya mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sejak semester tiga, mulai berlatih dan terpilih menjadi tim dayung UPI serta mulai menjadi perwakilan mengikuti beberapa kejuaraan," paparnya.
BACA JUGA: Ujang Hasbulloh Disambut Meriah di SMP Darul Amal Jampangkulon Sukabumi
Ujang mengungkapkan segala jenis olahraga tidak sulit, halnya dari sepakbola ke dayung karena yang utama adalah fisik dan daya tahan. "Mungkin psikomotornya beda dan tekniknya juga berbeda," katanya.
Sebelum masuk tim UPI dan nasional, Ujang menjalani latihan yang rutin dan kerja keras untuk lolos seleksi. Dalam mengatur jam kuliah dan latihan, Ujang harus meminta tugas tambahan kepada dosennya. Pasalnya ia hanya diberi waktu istirahat satu hari yakni Senin dan tidak mengambil cuti.
"Di Pelatnas hanya kasih libur Senin saja. Jadi harus minta tugas tambahan dari dosen yang penting tidak ada diskomunikasi harus tetap minta tugas atau informasi kepada dosen-dosen," tegasnya.
BACA JUGA: Pulang Kampung Bawa Medali Emas, Pemuda Asal Surade Sukabumi Disambut Meriah
Pemusatan jelang Asian Games dimulai dari awal Januari sampai Agustus dan terakhir latihan di Belanda selama tiga bulan.
Menurut Ujang, kesempatan mendapatkan medali emas dan mengikuti even internasional olah raga dimiliki semua masyarakat Sukabumi. Tinggal mengembangkan potensi dan bakat. Oleh karena itu, ia meminta ke organisasi olahraga di Sukabumi untuk memberi ruang agar hal tersebut dapat terlaksana.
"Sebenarnya di pelosok Sukabumi itu kurang informasi atau penghubung untuk ke jenjang selanjutnya," pungkasnya.