SUKABUMIUPDATE. com - Bagas (22 tahun) saat ini masih berjuang menyumbang medali untuk tim Merah Putih di ajang SEA Games 2019 Philipina. Pemuda sederhana asal Kampung Cikondang RT 1 RW 6, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi ini punya kisah menarik dibalik perjuangan menjadi salah satu atlet bola tangan Indonesia di ajang olahraga Asia Tenggara.
Pemuda dengan nama lengkap Bagas Prayoga ini adalahlah anak ke-3 dari 5 bersaudara dari pasangan Memed (74 tahun) dan Imas Masliah (45 tahun), yang hidup biasa saja. Reporter sukabumiupdate.com hari ini Selasa (10/12/2019) bertemu dengan keluarga bagas di Kampung Cikondang RT 1 RW 6, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok.
Ayah Bagas, Memed tak bisa menyembunyikan kegembiraannya atas prestasi anak ketiganya ini. Ia bersyukur impian Bagas yang sangat menyukai dunia olahraga berhasil menjadi atlet nasional, dan ikut berjuang membela Indonesia di ajang dua tahunan SEA Games 2019 Philipina.
"Alhamdulillah memang cita-cita Bagas dari sejak kecil berkeinginan menjadi seorang atlet timnas sekarang tercapai, kami kedua orangtua tidak menyangka anak saya bakal menjadi seorang atlet nasional," ujarnya.
Menurut Memed menjadi seorang Atlet Nasional tidaklah mudah, butuh perjuangan dan semangat tinggi. Bagas hampir tiap hari selalu melakukan olahraga, lari dengan jarak tempuh sekitar 28 KM, mulai dari Desa Karangpapak sampai Desa Cicadas.
"Adapun untuk proses seleksi masuk Atlet Nasional saya sebagai orangtua sama sekali tidak mengetahui, saya hanya mengetahui anaknya kuliah di Universitas Pendidikan Bandung (UPI). Bagas anak yang paling mandiri sejak kecil yang tidak merepotkan orangtua, ia juga sangat ulet dan komitmen terhadap keinginan nya," tandasnya.
BACA JUGA: Atlet-atlet Hebat Asal Sukabumi Ikut Bela Merah Putih di SEA Games 2019
Sementara Imas Masliah (45 tahun) menambahkan, Bagas dimata keluarga adalah anak yang sangat sederhana. Imah bercerita saat masih duduk dibangku SMP, Bagas pernah bermimpi punya sepatu olahraga yang waktu itu tidak bisa langsung dipenuhi oleh keluarganya.
"Bagas kesampaian memiliki sepatu yang dia inginkan sudah kelas 9 SMP, dibelikan sama kakaknya, sampai sekarang sepatu itu masih ada dan jadi saksi perjuangan," singkatnya.