SUKABUMIUPDATE.com - Teten (40 tahun) warga Kampung Kuta Pamoyanan RT 12/08 Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi mengidap penyakit kulit langka. Banyak benjolan muncul di tubuhnya, sehingga Teten dijuluki sebagai Manusia Kutil. Bukan sekedar julukan asal-asalan, hal itu karena seluruh tubuh Teten dipenuhi kutil sejak 12 tahun silam.
Teten mengaku, sebelum mengalami perubahan fisik yang begitu drastis, dahulu ia dikenal warga sekitar sebagai penjual roti keliling di Kecamatan Purabaya. Bahkan Teten juga sempat membina rumah tangga, meski saat itu belum sempat mendapat keturunan.
BACA JUGA: Bocor Jantung Sejak Bayi, Agista Warga Jampang Tengah Sukabumi Butuh Bantuan
"Kemudian, istri saya memilih berpisah dari saya, karena kondisi saya yang semakin hari semakin parah. Kutil-kutil ini memenuhi seluruh permukaan kulit saya dari kepala hingga kaki," jelas Teten saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Selasa (26/3/2019).
Wajah dan tubuh Teten yang semakin hari semakin dipenuhi kutil membuatnya kesulitan dalam bekerja. Tak jarang Teten merasa minder dan memilih menghindar untuk bertemu irang lain. Kini, sehari-hari waktu Teten lebih banyak dihabiskan di hutan.
"Paling saya mengambil kayu bakar dan menjualnya untuk kebutuhan sehari-hari saya dan ibu saya," sambungnya.
Saat ini Teten mengaku hidup menumpang dirumah kakaknya. Sejak sakit aneh yang dideritanya, Teten mengaku sudah tidak punya apa-apa, karena segala harta bendanya dipakai untuk biaya pengobatannya. Meski demikian, Teten yang sudah satu kali menjalani operasi kulit ini mengaku kesulitan dengan biaya transportasi pengobatannya.
"Alhamdulilah saya sudah terdaftar BPJS, dan beberapa kali mendapat bantuan dari donatur dan zakat. Warga dan pemerintah disini juga beberapa kali memberi bantuan biaya, namun lama-lama saya malu jika merepotkan tetangga terus," sambungnya.
BACA JUGA: Pelajar di Simpenan Sukabumi Tunggak Uang Sekolah, Alasan Keluarga Mark Up Laporan
Kondisi Teten yang semakin hari semakin parah ini membuat Teten tak mampu berbuat banyak dan hanya bisa pasrah dengan kondisinya. Apalagi, semakin hari, benjolan-benjolan di tubuh Teten semakin hari semakin bertambah. Meski tak mengeluh sakit namun Teten semakin menghindar dari dunia luar.
"Saya malu dengan kondisi ini, dan ingin segera sembuh dan ingin bekerja lagi untuk membahagiakan ibu," pungkasnya.