SUKABUMIUPDATE.com - Ditengah merebaknya pademi Covid-19 atau virus Corona semua sektor merasakan dampaknya. Tak terkecuali terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Sukabumi yang menggantungkan hidupnya kepada obat anti-retroviral (ARV) yang kini stoknya menipis.
BACA JUGA: 6392 Warga Kabupaten Sukabumi Diperiksa, 94 Positif HIV
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada obat untuk HIV/AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen anti-retroviral ini dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.
Pendamping Sebaya ODHIV, Atus Satriawan, menuturkan sejak Februari 2020 lalu obat ARV yang biasanya diberikan satu bulan sekali, saat ini hanya diberikan perminggu sehingga pasien harus bulak-balik ke rumah sakit.
"Bahkan bulan ini pasien diganti obat, karena katanya stok obatnya kosong. Itu untuk di rumah sakit Sekarwangi. Sedangkan untuk rumah sakit-rumah sakit lainnya seperti Palabuhanratu dan Jampang juga sejak Mei 2020 lalu diberikan perminggu," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (4/6/2020).
Menurut dia, idealnya pasien diberikan satu botol perpasien, karena stok obat tidak sesuai dengan kuota pengidap ODHA. Jadi supaya pasien kebagian, obat perbotol dibagi ke beberapa pasien.
"Jika pasien tidak mengkosumsi obat tersebut, maka resiko virus resiten terhadap obat mengakibatkan kasus AIDS serta kematian bisa tinggi," terangnya.
Ia mengaku isu sulitnya ARV sudah menjadi isu nasional dan menurut sepengetahuannya disribusi dari Kemenkes ada kendala. Mulai dari pengadaan gara-gara lockdown, sampai persoalan impor, karena ARV FCD salah satunya dari negara India.
"Jadi pas mau dikirim ke Indonesia, di India lockdown, sehingga tidak bisa dikirim. Selain kendala itu saya juga gak tau masalahnya dimana," paparnya.
BACA JUGA: Hari AIDS Sedunia: 7 Kasus HIV AIDS Sepanjang 2019 Ini Sangat Menyedihkan!
Atus memaparkan, pasien ODHA di rumah sakit Kota dan Kabupaten Sukabumi mencapai ratusan orang antara lain, di Kabupaten Sukabumi RS Sekarwangi ada sekitar 150-170 pasien, Pelabuhanratu 30-50 pasien, Jampang 30-40 pasien, dan RS. Hermina 15-20 pasien. Sementara di Kota Sukabumi, RS. Syamsudin SH, sekitar 400 pasien, Al-Mulk 30-40 pasien, dan Asyifa 20-30 pasien.
Ia selaku pasien dan mewakili ODHA se Sukabumi berharap, pemerintah dapat mencukupi ketersediaan obat ARV, minimal stoknya diberikan perbulan lagi, bukan satu minggu. Pasalnya dinilai memberatkan pasien jika harus pulang pergi ke rumah sakit.
"Apalagi pasien HIV bukan hanya orang dewasa saja, tetapi ada bayi juga. Harapan lainnya semoga pemerintah bisa memproduksi dalam negeri, Kemudian usut korupsi ARV yang sekarang kasusnya tenggelam," tandasnya.