SUKABUMIUPDATE.com - Bocah perokok berusia 2,5 tahun asal Kampung Tenjojaya RT 04/04, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi akan menjalani terapi agar kebiasaan buruknya hilang. Bocah berinisial RAP menjadi perhatian publik karena kecanduan rokok sekitar satu bulan setengah belakangan ini.
"Dua minggu kedepan akan dilakukan Terapi. Terapi yang dilakukan oleh orang tua yang didukung oleh kita sebagai aparat dalam hal ini adalah baik pemerintah tingkat desa, kecamatan dan kesehatan," ujar Camat Cibadak, Heri Sukarno kepada sukabumiupdate.com, Rabu (15/8/2018).
BACA JUGA: Bocah 2,5 Tahun Asal Cibadak Sukabumi Kecanduan Rokok, Bagaimana Kondisi Kesehatannya?
Menurut dia, pemerintah desa dan kecematan lebih kepada penanganan sedangkan untuk pihak puskesmas lebih kepada kesehatan. Heri menyebutkan dalam upaya penanganan ada dua hal yang harus diselesaikan.
"Yang harus diselesaikan yang pertama adalah memberikan pemahaman terutama kepada keluarga dan orang tua untuk hidup sehat tidak merokok. Yang kedua terapi," ujarnya.
Kepala Puskemas Cibadak Maman Surahman mengungkapkan, terapi untuk RAP akan dikoordinasikan dengan pihak pemerintah, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan karena terapi dilakukan oleh lembaga yang menangani masalah anak. Seperti terapi yang dilakukan bocah perokok lainnya IH pada 2012 silam.
"IH itu diterapi dibawa Jakarta. Tapi tidak jauh-jauh ke Jakarta di bunut (RSUD R Syamsudin SH) juga ada," ujarnya.
Maman menuturkan, terapi yang dilakukan bisa berupa memberikan gambar-gambar terkait rokok dengan teman menyeramkan yang bisa membuat anak takut.
BACA JUGA: Tak hanya Berusia 2,5 Tahun, Ini Kasus Anak Merokok di Sukabumi Hingga Disorot Media Asing
Adapun waktu yang dibutuhkan untuk waktu terapi membutuhkan waktu yang singkat. Halnya seperti terpai yang dilakukan kepada IH bocah perokok asal Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi pada 2012 silam hanya membutuhkan satu bulan.
Tapi terapi juga harus didukung oleh orang tuanya yang harus melarang anak mendekati rokok.
"Setelah diterapi orang tua cuek dan membiarkan maka kebiasaan buruk anak akan kembali lagi kepada semula," ujarnya.