Pakar Agribisnis UMMI Bicara Kasus Keracunan Tutut di Sukabumi

Rabu 01 Agustus 2018, 08:39 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Meski sudah berlalu, kasus keracunan massal akibat keong sawah kecil (tutut) di Desa Sukamanis dan Desa Citamiang Kecamatan Kadudampit, serta Desa Gunungjaya Kecamatan Cisaat masih menarik perhatian sejumlah pihak, terutama di kalangan akademisi. Pasalnya, peristiwa tersebut mengakibatkan 102 korban mengalami keracunan dan satu diantaranya meninggal dunia.

BACA JUGA: UMMI Kaji Rancangan Sukabumi Creative City Berstandar Unesco

Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Neneng Kartika Rini menjelaskan, kasus keracunan tersebut perlu dikaji dari berbagai perspektif. Terlebih menurutnya, keong atau tutut termasuk komoditas yang rawan menimbulkan bakteri jika salah dalam pengolahannya. Apalagi, jika tutut didapat dari habitat yang belum teruji kandungan airnya.

"Kalau sudah ada sumber penelitian kandungan air di habitatnya, keong yang diambil perlu diuji juga sebelum diolah. Habitat keong tersebut mempengaruhi proses penanganan panen/pasca panen, dan berlanjut pada tahap pengolahan. Perlu dipahami betul kualitas, seluk beluk komoditas yang akan diolah," ungkap Neneng kepada sukabumiupdate.com, Selasa (31/7/2018).

Jika tidak diolah dengan baik, masih kata Neneng, bisa dipastikan keong atau tutut akan menimbulkan efek samping. Penanganan tutut yang habitatnya di sawah dengan tutut yang habitatnya di danau perlu penanganan yang berbeda.

BACA JUGA: PJKR FKIP UMMI Jaring Calon Mahasiswa Terbaik melalui Tes Kesehatan dan Keterampilan

Tutut sawah atau gulma yang sering tercampur pestisida, akan beda penanganan dengan tutut danau yang habitatnya sudah bercampur dengan sedimen bahan-bahan kimia, serta mengandung unsur logam yang berbahaya untuk tubuh manusia.

"Tapi memang perlu penelitian lebih lanjut, apakah yang menyebabkan keracunan itu tututnya, atau dari bumbunya yang sudah lama dan berjamur. Tutut atau keong sawah itu mengandung protein yang tinggi, dan apabila diolah menjadi pupuk itu menjadi sumber nitrogen. Tapi kalau keong atau tutut di waduk, bisa jadi keongnya bermasalah. Ini menarik memang untuk diteliti lebih lanjut," tandas Neneng.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Mobil19 Januari 2025, 09:12 WIB

Travel Gelap Menjamur, Operasi Penertiban Angkutan Liar di Sukabumi

mendorong masyarakat yang ingin menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana usaha agar melengkapinya dengan badan hukum, seperti koperasi atau bentuk legalitas lainnya
Operasi penertiban angkutan liar, travel atau taksi gelap di Kabupaten Sukabumi (Sumber: su/ibnu)
Sehat19 Januari 2025, 09:00 WIB

Cara Efektif Mengatasi Alergi, dr. Zaidul Akbar Ungkap dengan Membersihkan Usus

dr. Zaidul Akbar memberikan cara untuk mengatasi alergi dengan membersihkan usus.
dr. Zaidul Akbar memberikan cara untuk mengatasi alergi dengan membersihkan usus. (Sumber : Youtube/@dr.Zaidul Akbar Official)
Life19 Januari 2025, 08:00 WIB

7 Ciri Orang yang Suka Menghakimi Secara Halus dan Cara Menghadapinya

Berikut Sederet Ciri Orang yang Suka Menghakimi Secara Halus dan Cara Menghadapinya.
Ilustrasi. Cara Menghadapi Orang yang Suka Menghakimi Secara Halus. (Sumber : Freepik/@yanalya)
Food & Travel19 Januari 2025, 07:00 WIB

3 Resep Smoothies Buah untuk Sarapan Sehat di Pagi Hari, Cocok Buat Diet!

Smoothie populer di kalangan orang yang mencari gaya hidup sehat karena bisa menjadi cara enak untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran.
Ilustrasi. Minuman Smoothies Buah, Sarapan Sehat di Pagi Hari untuk Diet. (Sumber : Freepik/@rorozoa)
Science19 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 19 Januari 2025, Sedia Payung Sebelum Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 19 Januari 2025. (Sumber : Freepik.com/@pvproductions)
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina