SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah akademisi Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang tergabung dalam Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dilibatkan dalam merancang konsep Sukabumi Creative City (SCC) berstandar United Nations of Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).
Dalam merancang SCC, LPPM UMMI juga bergerak bersama sejumlah pegiat seni, komunitas, serta dukungan dari pemerintah melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi. Prakarsa SCC kemudian didiskusikan dalam sebuah forum yang digelar di Ruang Pertemuan UMMI, Senin (23/7/2018).
Peneliti LPPM UMMI, Dyah Lyesmaya memaparkan, Kota Sukabumi tengah menyiapkan sejumlah langkah agar bisa dinobatkan sebagai kota kreatif dan inovatif, sesuai dengan standar Unesco. Akademisi UMMI, dalam hal ini LPPM dilibatkan untuk melakukan kajian secara akademis. Dalam hal ini, kata Dyah, UMMI diperlukan untuk berargumen secara akademis mengenai rancangan SCC.
"Akademisi dilibatkan dalam kajian, kemudian dalam proses selanjutnya juga dilibatkan. Harus ditopang oleh akademisi, maupun peneliti yang ada di perguruan tinggi secara kolaboatif dan inovatif," ungkap Dyah kepada sukabumiupdate.com, Senin (23/7/2018).
BACA JUGA: Universitas Nusa Putra Sukabumi Akan Gelar 4th ICCED 2018 di Bangkok, Thailand
Nantinya, lanjut Dyah, Kota Sukabumi akan memunculkan budaya khas Kota Sukabumi, yang dinilai memiliki orisinalitas. Itulah kenapa turut dilibatkan pula para pegiat seni dari Komunitas Sukuraga.
"Komunitas yang ada sekarang baru sebagian kecil saja. Nanti komunitas itu yang akan mengangkat culture (budaya) yang kreatif itu tadi, dari culture yang original. Ada juga nanti dari komunitas Koi. Meskipun ikan Koi berasal dari Jepang, tapi Kota Sukabumi memiliki breeding yang khas atau budidayanya. Ada juga dari komunitas drone," tandas Dyah.