Enam Sumber Air Panas di Sukabumi Menurut Catatan Sejarah, Sekarang Tinggal Berapa?

Minggu 12 April 2020, 02:32 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pengamat sejarah Sukabumi, Irman Musafir Sufi menyebut terdapat enam sumber mata air panas di Sukabumi. Informasi tersebut termuat dalam buku Java, Deszelfs Gedannte, Bekleeding en Inwendige Structuur tahun 1849 karya Franz Wilhelm Junghuhn.

Pertama, kata Irman, sumber air panas di distrik Gunung Parang (Dimungkinkan Lio Santa). Kedua, pemandian air panas di selatan distrik Gunung Parang (lebih dekat ke tepi Cimandiri) dengan tepian fraktur formasi tersier dari aliran lava Gunung Gede (dimungkinkan Cikundul).

BACA JUGA: Save Cagar Budaya Eks Tahanan Hatta dan Sjahrir di Sukabumi, Ini Solusi dari Pemerhati Sejarah

Ketiga, pemandian air panas di desa Pitjoeng, Kecamatan Jampang, di kaki utara pegunungan Jampang yang berbatasan dengan lembah Cimandiri di selatan, dekat tepi kiri selatan sungai, mata air hangat yang muncul di daerah rawa lumpur abu abu kehitaman dan bau.

Irman menyebut, airnya sendiri tidak terlalu hangat dan tak berbau sulfur. Sumbernya berada di Desa Tangkolot dan Pitjoeng, sekitar setengah jalan di sepanjang lembah yang membentang antara Sukabumi dan Pelabuhanratu.

Keempat, pemandian air panas di desa Dadap, Kecamatan Jampang Kulon. Berada di celah kaki pegunungan Neptunus, menuju mulut Cimandiri di Pelabuhanratu. Irman mengatakan, aliran Cidadap ini di sisi kiri atau tenggara sungai Cimandiri. Tempatnya berada di sisi kiri sungai, airnya tidak berbau atau berasa.

"Suhu air sungai adalah, pada jam 7 pagi (pada 9 November 1847), 19,6 dan suhu mata air 59.0 derajat Reamur. Sekitaran batu kapur yang berada di hulu, yang tampak miring pada sudut sekitar 45 derajat ke timur laut," jelas Irman kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (11/4/2020).

BACA JUGA: Cerita Patung Kongco Han Tan Kong dan Sejarah Vihara Widhi Sakti Sukabumi

Kelima, pemandian air panas di Tji-Madja, di distrik Soenja Wenang (Sundawenang), aliran tersebut mengalir ke laut, yang mulutnya ditemukan 6 pos di sebelah barat Palaboean Ratoe, di tepi utara Wijnkoopsbaai. Irman mengungkapkan, airnya panas dan menebarkan bau belerang di sekelilingnya.

Aliran ini, sambung Irman, dijelaskan oleh K. Hasslearl, di mana pengamat tersebut secara tegas mengatakan bahwa sungai panas yang muncul dari mata air bersatu dengan sungai dingin (Tji-) Sukaramé, dan bercampur di Tji-Madja yang memiliki panas 50,6 derajat Reamur atau 101,0 derajat Fahrenheit. Irman menuturkan, sumbernya dari Gunung Alimoen, naik ke utara dari Wijnkoopsbaai ke arah barat ke arah perbatasan Banten pada ketinggian 7 hingga 800 kaki, yang oleh orang sunda disebut kawah.

"Di sebut kawah: sebuah wadah berisi mata air panas yang sangat besar, yang muncul dari lubang yang lebar dan didorong beberapa meter dari ketinggian. Mata air ini terletak di dalam ruang yang datar dan kosong, ditutupi oleh banyak batu besar. (Oktober 1841)," papar Irman.

BACA JUGA: 10 Gempa di Sukabumi Paling Merusak Sepanjang Sejarah

Keenam, sumber air panas di kaki Gunung Linggoeng, di daerah kawah Djampang, di mana ditemukan mata air belerang dingin. Kata Irman, ia terletak di arah timur-timur laut, di kejauhan dari 2 tiang desa Tjikandé. (Wilayah ini adalah pedalaman dari Tjiletoe-bogt, sebuah teluk di sisi selatan teluk Wijnkoops yang besar.) Tjiletoe-bogt, lanjut Irman, muncul di kaki air terjun (Churuk) Sodong, di latar belakang kubah batu yang menonjol, di mana sungai jatuh ke bawah.

"Kubah rawa ini terdiri dari lapisan batu pasir, yang miring pada sudut 25 derajat ke utara-timur laut: L. n °. 642. Air dingin merembes keluar dari celah-celah batu pasir, dan jatuh dari brankas batu dalam bentuk tetesan. Itu benar-benar tidak berwarna, memiliki rasa belerang yang tidak menyenangkan, dan memiliki bau yang kuat dari gas hidrogen sulfida. Suhu air dan udara yang dipenuhi hidrogen (pada tanggal 16 Oktober 1847) adalah pada jam 8 yaitu 19.0 dan 19.5 derajat Reamur," bebernya.

Irman mengungkapkan, yang saat ini masih digunakan masyarakat sebagai sarana publik, diprakirakan tinggal dua sumber mata air panas. Pertama, di Cikundul. Kedua, di Cimaja, yaitu yang disebut Cisolok sekarang.

"Kayaknya yang lain memang tidak dijadikan pemandian umum lagi. Bisa terbengkalai atau mengecil, sehingga ditutup. Contohnya, pemandian santa akhirnya ditutup dan jadi waterboom biasa (tidak panas)," tukasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Food & Travel16 Mei 2024, 06:00 WIB

7 Langkah Simpel, Cara Membuat Air Rebusan Daun Mint untuk Menurunkan Kolesterol LDL

Tak Hanya Menurunkan Kolesterol LDL, Minyak atsiri mentol dalam daun mint memiliki efek pendingin dan melegakan. Konsumsi air daun mint atau mengompres area yang sakit dengan air daun mint dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan nyeri.
Ilustrasi. Air daun mint memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, terutama karena daun mint mengandung berbagai senyawa aktif yang bermanfaat. (Sumber : Freepik/ArthurHidden)
Science16 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 16 Mei 2024, Termasuk Sukabumi, Cianjur, Bogor dan Sekitarnya

Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 16 Mei 2024 termasuk Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 16 Mei 2024 termasuk Sukabumi dan sekitarnya. | Foto: Pixabay
Sukabumi16 Mei 2024, 01:53 WIB

Pria ODGJ Ngamuk di Surade Sukabumi, Lempar Genting ke Jalan hingga Tendang Warga

Seorang pria ODGJ resahkan warga Surade Sukabumi karena mengamuk hingga tendang warga. Kini diamankan oleh TNI.
Sosok pria ODGJ yang diamankan di Koramil Surade Sukabumi karena sempat ngamuk. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi16 Mei 2024, 00:10 WIB

Warga Swadaya Cor Jalan Rusak di Cidahu Sukabumi, Ini Tanggapan PU

Ruas jalan Caringin-Cidahu rusak, warga dan komunitas di Cidahu Sukabumi swadaya perbaiki dengan pengecoran.
Warga dan komunitas di Cidahu Sukabumi swadaya cor jalan rusak. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi15 Mei 2024, 22:50 WIB

Diduga Kesal Sering Dimarahi, Motif Rahmat Tega Bunuh Ibunya di Kalibunder Sukabumi

Polisi mengungkap motif anak bunuh ibu kandung di Kalibunder Sukabumi. Diduga karena pelaku kesal sering dimarahi korban.
Rahmat (25 tahun), Pelaku pembunuhan ibu kandung di Kalibunder Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi15 Mei 2024, 21:09 WIB

Utusan Gyeongsangnam-do Temui Bupati Sukabumi, Program Beasiswa Kuliah di Korsel Berlanjut

Kerjasama Pemkab Sukabumi dan Provinsi Gyeongsangnam-do terkait program beasiswa kuliah di Korsel berlanjut di 2025.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat menerima utusan provinsi Gyeongsangnam-do di Pendopo. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Food & Travel15 Mei 2024, 21:00 WIB

Seafood! 8 Rekomendasi Makanan Laut yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Berikut beberapa makanan laut yang relatif aman untuk dikonsumsi oleh penderita asam urat.
Ilustrasi. Seafood Rekomendasi Makanan Laut yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat | Foto: Pixabay/ShenXin
Sehat15 Mei 2024, 20:30 WIB

Teri Termasuk 4 Ikan Laut yang Tinggi Purin dan Tidak Aman untuk Penderita Asam Urat

Ikan laut ini sebaiknya dihindari karena kandungan tinggi purin yang tidak aman dikonsumsi penderita asam urat.
Ilustrasi - Ikan laut ini sebaiknya dihindari karena kandungan tinggi purin yang tidak aman dikonsumsi penderita asam urat. (Sumber : Pixabay.com/@Jinhahahaha).
Sukabumi15 Mei 2024, 20:22 WIB

Usai Autopsi, Jenazah Korban Pembunuhan di Kalibunder Sukabumi Dimakamkan

Korban pembunuhan anak kandung dimakamkan di kampung halamannya di Kalibunder Sukabumi.
Puluhan warga, sanak saudara hingga pemerintah kewilayahan setempat mengiri pemakaman jenazah korban pembunuhan anak kandung di Kalibunder Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Life15 Mei 2024, 20:00 WIB

Kenali 8 Ciri Anak Mengalami Stres Karena Sering Dimarahi Orang Tua!

Anak yang stres karena sering dimarahi orang tua mungkin menunjukkan rasa takut atau kecemasan yang berlebihan, terutama terhadap situasi yang terkait dengan orang tua atau lingkungan rumah.
Ilustrasi. Ciri Anak Mengalami Stres Karena Sering Dimarahi Orang Tua. (Sumber : Pexels/JuanPhotoAndVideo)