SUKABUMIUPDATE.com – Pemerintah Kota Sukabumi dan Dinas Pendidikan Jawa Barat akan memulai belajar tatap muka pada pertengahan Agustus 2020 ini, tapi hanya untuk tingkat SMA sederajat terlebih dahulu. Langkah pertama yang dilakukan adalah uji coba belajar tatap muka di dua sekolah yang sudah dianggap memenuhi protokol kesehatan, yaitu SMKN 2 dan SMAN 4 Kota Sukabumi.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kota Sukabumi di Balai Kota Sukabumi, hari Selasa kemarin 4 Agustus 2020. Rapat dipimpin langsung Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada serta Bunda PAUD Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi,dan seluruh stokeholder pendidikan, mulai dari Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Dinas Pendidikan Wilayah V Jabar Nonong Winarni, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, PGRI Kota Sukabumi dan pemangku kepentingan lainnya.
BACA JUGA: 257 Kecamatan di Jabar Zona Hijau Bisa Gelar Sekolah Tatap Muka, Sukabumi Mana Saja?
“Rapat ini dalam mempersiapkan pendidikan tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang akan dimulai pada tingkatan SMA sederajat rencananya mulai pertengahan Agustus 2020,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi seperti dikutip dari website humpro (humas dan protokol).
Kegiatan ini untuk membangun pemahaman dan semangat yang sama bahwa dunia pendidikan harus semakin baik di tengah pandemic, dimana kesehatan anak-anak harus jadi prioritas. “Syarat yang harus dipenuhi dalam sekolah tatap muka yakni pembelajaran bagi sekolah yang siap maksimal 50 persen dari siswa per kelas dan ada verifikasi dari Satgas Covid-19,” jelas Fahmi.
BACA JUGA: Baru 40 SMA Sederajat di Kota Sukabumi yang Dinyatakan Layak Belajar Tatap Muka
Syarat lainnya sambung Fahmi, anak masuk sekolah tatap muka harus ada izin dari orangtua. Nantinya kalau tidak mengizinkan jangan memaksa anak sekolah tatap muka.
Kepala KCD Disdik Wilayah V Jabar Nonong Winarni mengatakan, untuk SMKN 2 Sukabumi rencananya jumlah pelajar tatap muka hanya sebanyak 10 persen dan hanya 4 jam belajar tanpa ada istirahat. Nantinya ada kesanggupan untuk orangtua mengantar berangkat dan menjemput pulang.