SUKABUMIUPDATE.com - Dua klub raksasa sepakbola asal Spanyol yakni Barcelona dan Real Madrid masih belum mengakui kekalahan atau menarik diri dari wacana pembentukan Liga Super Eropa. Keduanya tetap berharap, kompetisi sempalan itu dapat terealisasi karena dipercaya dapat membantu membayar hutang yang kini tengah melilit kedua klub.
Mengutip dari Russia Today, kedua klub seolah akur untuk pertama kalinya dalam sejarah, padahal kedua klub tersebut selalu berseteru hebat di dalam dan luar lapangan.
Real Madrid yang merepresentasikan feodalisme Spanyol akhirnya dipersatukan dalam kepentingan finansial bersama Barcelona yang menjadi ikon separatis Catalan (entitas budaya yang mencoba menjadi bangsa, akibat mengalami penindasan hebat di era pemerintahan fasis Jenderal Franco, red).
Bahkan, mereka secara terang-terangan rela memisahkan diri dari Liga Champions dan mungkin La Liga, kompetisi di bawah FIFA dan UEFA yang membesarkan keduanya.
Baca Juga :
Pertanyaannya, apa yang akan mereka dapatkan dengan bergabung ke Liga Super Eropa? Serta mengapa keduanya tidak mengikuti jejak klub-klub lain dengan menyatakan mundur dari kompetisi sempalan itu?
Jawabannya adalah raksasa keuangan asal Amerika Serikat yakni JP Morgan, selama ini memang memperlakukan spesial Real Madrid dan Barcelona, berbeda dengan 10 klub lain yang sempat menyatakan akan bergabung dengan Liga Super Eropa.
Keduanya dijanjikan akan mendapat pinjaman kolektif sebesar 4,2 miliar USD atau sekira Rp 60,6 triliun dan tambahan masing-masing 72 juta USD atau sekira Rp 1,04 triliun dari raksasa keuangan tersebut.
ESPN melaporkan, Barcelona terpaksa harus menerima kenyataan pahit bahwa Liga Super Eropa tidak mungkin diluncurkan dalam waktu dekat ini. Situasi tersebut tentu saja membuat para petinggi El Barca (julukan Barcelona) kebingungan.
Baca Juga :
Pasalnya, Barca dan Real Madrid saat ini sama-sama memiliki hutang kotor hampir sebesar 2,5 miliar USD atau sekira Rp 36,1 triliun.
Hutang Barca akan jatuh tempo pada Juni 2021 mendatang, dengan jumlah bunga sebesar 321 juta USD atau sekira Rp 4,6 triliun.
Barca tengah berusaha mengatasi masalah besar ini dengan cara melobi dan meminjam uang kepada sejumlah perusahaan investasi di Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Manajemen Barca juga sedang mempertimbangkan untuk menjual berbagai aset mereka seperti hak penamaan stadion Camp Nou, menjual saham Barca Corporate yang selama ini mengelola Akademi Barcelona, pusat inovasi Barcelona, lisensi dan merchandising Barcelona, serta proyek-proyek Barca Studios.
Namun tidak ada jaminan semua hal itu dapat memulihkan kondisi keuangan Barca. Joan Laporta, presiden Barcelona, seperti sedang menambal kapal bocor yang akan tenggelam dalam waktu cepat atau lambat.
Masa Depan Lionel Messi?
Tanggal 30 Juni 2021 bukan hanya saat Barcelona harus membayar hutang jatuh tempo sebesar 321 juta USD, tetapi juga menjadi momen ujung tanduk berakhirnya kontrak sang bintang Lionel Messi.
Musim panas tahun lalu, Messi mencoba keluar dari Camp Nou dan berencana ingin melanjutkan karirnya bersama klub Liga Inggris, Manchester City. Namun rencana tersebut gagal karena Messi harus menghadapi persoalan hukum.
Baca Juga :
Juni 2021 nanti, Messi mempunyai kebebasan menolak perpanjangan kontrak dan meninggalkan Barcelona dengan status sebagai pemain bebas transfer.
Josep Bartomeu, yang menahan Messi musim panas lalu, kali ini tidak bisa melakukan apa-apa jika bintang Argentina itu memilih pergi.
Presiden Barca, Laporta mungkin bisa membujuk Messi untuk bertahan dan menyodorkan perpanjangan kontrak dua tahun, namun dengan resiko akan semakin memperparah kondisi keuangan klub.
Berbeda dengan Barca, Real Madrid cenderung tidak terlalu memusingkan kepergian sejumlah pemainnya. Sergio Ramos contohnya, ia ditahan dengan kontrak dua tahun sekaligus harus rela menerima potongan gaji, hal itu tentu semakin membuatnya akan memilih pergi dari Santiago Bernabeu pada bursa transfer musim panas 2021 ini.
Sergio Ramos sudah berusia 35 tahun dan berpenghasilan sangat mapan, kepergiannya akan membuat Florentino Perez, presiden Real Madrid, bisa merampingkan pengeluaran klub untuk gaji pemain.
Surat kabar AS memperkirakan, hutang 303 juta USD atau sekira Rp 4,4 triliun yang melilit Real Madrid dapat diatasi dengan cara menjual delapan pemain lagi. Mereka adalah Luca Modric, Alvaro Odriozola, Isco, Mariano, Marcelo, Luca Jovic, Dani Ceballos, plus pemain belakang Raphael Varane.
Di Camp Nou, sederet nama yang masuk kategori penjualan untuk mendapatkan tambahan dana adalah Antoine Griezmann, Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele. Jika melepas ketiganya belum cukup untuk membuat keuangan Barcelona relatif sehat, Laporta masih punya dua nama lagi yakni Francisco Trincao dan Miralem Pjanic.
Mungkinkan Barcelona dan Real Madrid Belanja Pemain?
Biasanya, ada penjualan akan ada pula pembelian. Tetapi untuk musim ini sepertinya mustahil untuk dilakukan Barcelona dan Real Madrid.
Real Madrid memang berencana ingin mendapatkan Kylian Mbappe dari Paris Saint Germain, sedangkan Barcelona sedang berunding untuk mendapatkan bintang Borussia Dortmund, Erling Haaland. Namun, keduanya akan dituntut untuk menertibkan pembukuan mereka terlebih dahulu.
Real Madrid sendiri tengah dibuat pusing oleh Eden Hazard, bintang yang dibeli dari Chelsea dengan harga mendekati 200 juta USD atau sekira Rp 2,9 triliun itu tampil mengecewakan. Di sisi lain, persaingan dengan klub lain untuk mendapatkan Mbappe juga sangat berat.
Barcelona bisa saja mendapatkan Haaland, hanya saja pertanyaannya, investor mana yang mau memberi pinjaman kepada Barca untuk mendapatkan bintang Borussia Dortmund itu dengan harga 90 juta USD atau sekira Rp 1,3 triliun.
Malang nasib Keduanya, kedua klub tidak mungkin lagi bersaing dengan klub-klub milik pengusaha minyak seperti Paris Saint Germain dan Manchester City di bursa transfer musim panas 2021 kali ini.
Real Madrid dan Barcelona memang membutuhkan Liga Super Eropa, sebuah kompetisi baru yang memungkinkan mereka terus mengeruk uang dari nama besar mereka di industri sepakbola.