SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat Kabupaten Sukabumi sedang kelimpungan dengan langkanya gas elpiji 3 kilogram bersubsidi. Di beberapa daerah diantaranya di Kecamatan Cicurug, gas bersubsidi ini sulit ditemukan di agen, pangkalan hingga warung-warung.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Heri Antoni menyatakan, kelangkaan gas 3 Kg semestinya tak lagi terjadi. Sebab kebutuhan gas elpiji bersubsidi itu sudah dihitung sesuai kebutuhan dan ada sistem yang mengaturnya.
Heri khawatir, si melon langka dikarenakan masih adanya orang yang tidak berhak mengunakan gas tiga kilogram tapi masih mengunakan gas tersebut.
BACA JUGA: Kata DPRD Sukabumi Soal Gas Elpiji Tiga Kilogram Langka di Cicurug
"Ini suasana yang prihatin kalau hal-hal seperti ini masih terjadi. Ini sebuah komoditas yang sudah diatur sedemikian rupa, dengan sistem yang sedemikian rupa, tetapi masih terjadi hal-hal yang seperti ini. Normatifnya ini tidak perlu terjadi lagi, barangnya sudah ada, jalur distribusinya sudah tertentu, kenapa hal ini terjadi jadi ini harus dicari tahu," jelasnya.
"Kami khawatirkan ada banyak pihak yang mestinya tidak menggunakan gas subsidi tapi menggunakan," imbuh Heri.
BACA JUGA: Gas Elpiji Tiga Kilogram Langka di Cicurug Sukabumi, Ini Kata Warga dan Agen
Menurut Heri, untuk kebutuhan rumah tangga biasa, satu tabung gas elpiji 3 kilogram bersubsidi bisa untuk berhari-hari. Namun ketika gas bersubsidi digunakan oleh kegiatan industri, maka dalam satu hari kebutuhannya beberapa tabung. Sehingga ketika, rumah tangga biasa membutuhkan, tidak ada stok gas 3 kilogram bersubsidi.
Sementara itu, Kabid Perdagangan dan Tertib Tata Niaga DPKUKM Kabupaten Sukabumi Ela Nurlaela mengatakan, pihaknya telah melakukan monitoring ke agen di Cicurug yang menjadi supplier ke pangkalan-pangkalan. Monitoring juga dilakukan sampai ke warung-warung pelosok untuk mengetahui ketersediaan gas elpiji 3 Kilogram.
Dan hasilnya di daerah Purwasari, Kecamatan Cicurug tak ada masalah dari agen ke pangkalan. "Saya lihat ke warung [gas 3 Kg] ada," jelasnya.
BACA JUGA: Warga Palabuhanratu Keluhkan Harga Gas 3 Kilogram Naik
Ela menyimpulkan yang terjadi bukan kelangkaan tapi adanya keterlambatan pengiriman. "Setelah turun ke lapangan saya menganalisa, kemarin yang terjadi bukan kelangkaan tapi terjadi keterlambatan penerimaan sama warung, diakibatkan terjadinya kelambatan pengiriman dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE). Karena [alur] distribusinya SPBE, agen, pangkalan," jelasnya.
Ela menuturkan, keterlambatan di tingkat SPBE bisa terjadi penumpukan truk pengangkut gas elpiji di SPBE. Kemudian dalam distribusi juga membutuhkan waktu dan perjalanan.
Menurut Ela, gas elpiji bersubsidi diperuntukan untuk kategori Kepala Keluarga (KK) miskin. Namun, dia tidak memungkiri banyak rumah tangga yang bukan KK miskin menggunakan gas elpiji 3 Kg. "Pelaku-pelaku usaha yang bukan kategori UKM juga memakai itu [gas 3Kg]. Sehingga kuota [gas 3 Kg] Kabupaten Sukabumi diperuntukan berdasarkan kuota KK miskin, otomatis terjadi [kekurangan]," jelasnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.