SUKABUMIUPDATE.com - Cemilan tradisonal yang satu ini seolah menjadi makanan turun-temurun. Namanya rengginang. Di Kampung Cimanggu RT 21/05 Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, ada usaha rumahan produsen rengginang yang sudah bertahan hampir 40 tahun.
BACA JUGA: Meraup Rupiah dari Budidaya Ulat Jerman di Girijaya Sukabumi, Minat?
Namanya Rengginang Umi Warsih. Usaha kini dijalankan oleh Najli Fikri Wahdatil Imam (30 tahun). Usaha itu adalah usaha turun temurun dari ibunya, Umi Warsih (60 tahun). Najli menjalankan usaha rumahan itu dibantu beberapa pekerja.
"Rengginang dengan bahan dasar beras ketan dari para petani lokal. Diolah menjadi tiga rasa, ada original, rasa terasi dan manis," kata Najli kepada sukabumiupdate.com, Kamis (23/7/2020).
Lanjut Najli, rengginang buatannya kini sudah banyak dikirim sampai ke luar daerah. Bahkan rengginang ia jual secara online. Meski tak jarang ia juga menjual secara offline, bahkan seringkali ada pesanan acara besar seperti acara pernikahan, khitanan dan hari raya.
Rengginang Umi Warsih dari Kampung Cimanggu Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi.
"Saat bulan puasa atau menjelang lebaran, terkadang suka kewalahan. Nantinya mau dibuat makanan khas oleh-oleh di wisata alam Rice Field Cimanggu. Sekarang pun untuk pemasaran ada di Jakarta," lanjutnya.
"Kami juga rutin menitip di kios langganan di Condet Jakarta. Pesanan juga ada yang sampai Semarang. Untuk pemasaran lokal di wilayah Kecamatan Lengkong, Kecamatan Jampang Tengah dan Kecamatan Simpenan," imbuhnya.
Sekali produksi, Najli bisa sampai menggunakan lima kilogram beras ketan. Dalam sepekan, rata-rata ia menghabiskan 25-35 kilogram beras ketan. Apabila cuaca cerah, rengginang yang dijemur cukup memakan waktu satu hari. Bila cuaca tak mendukung, proses penjemuran bisa sampai dua hari.
"Tapi kalau dijemur tidak boleh terlalu panas biar hasilnya maksimal, merekah. Untuk harga sendiri per kemasan isi 15 buah harganya Rp 17.500," jelasnya.