SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Ramadan selalu menjadi berkah bagi para pengrajin kue kering, namun pada Ramadan 1441 ini berbeda. Pandemi Corona atau Covid-19 berdampak terhadap penjualan kue kering, pembeli menurun drastis karena sepinya permintaan kue lebaran ini.
Keadaan ini yang dialami Desi Nurdianti (25 tahun), pengrajin kue kering di Kampung Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Menurut Desi, turunnya daya beli masyarakt saat Pandemi memicu turunnya pesanan hingga 2,5 persen.
BACA JUGA: Geliat Bisnis Kue Kering di Surade Sukabumi Terusik Pandemi, Produksi Dibatasi
"Saat ini pesanan menurun, hanya 20 sampai 25 lusinan (kue kering terjual). Tahun lalu satu minggu menjelang lebaran sudah mencapai 30 sampai 40 lusinan," ujarnya, Rabu (13/5/2020).
Pesanan yang saat ini sudah masuk, kata Desi, merupakan pesanan dari pelanggan tetap setiap tahun. Kue yang dipesan dari nastar, aster, kastangel, kue salju, kue kacang. Menurut Desi, pelanggan tetap biasanya datang langsung ke lokasi pembuatan kue.
BACA JUGA: Alasan Buruh Pabrik di Cicurug Sukabumi Buang Kue Bingkisan Lebaran
Desi mengatakan, pembeli sepi padahal harga kue tak naik. "Kita gak naikin harga padahal, masih dibanderol dengan harga Rp350 ribu per paket, isinya ada 7 macam kue, nastar, kastengel, sagu keju, aster, kue kacang, putri salju dan chocho crunch," jelasnya.
Desi pun harus cari cara agar menarik minat konsumennya untuk membeli kuenya disaat kondisi sulit akibat Corona. Desi pun memberlakukan reward ke setiap pembelian paket, namun sejauh ini ternyata belum efektif untuk meningkatkan angka penjualan kue kering.
"Wabah corona ini dampaknya sangat terasa, masyarakat benar benar kesulitan. Saya sudah lama membuat kerajinan kue kering ini baru merasakan sepinya pembeli saat Ramadan kali ini," terangnya.