SUKABUMIUPDATE.com - Para pedagang makanan berbuka puasa atau takjil di kawasan Dago atau Jalan Ir Djuanda Kota Sukabumi mengaku pembeli pada Ramadan tahun ini tak seramai Ramadan sebelum-sebelumnya.
Setiap sore pada Ramadan sebelumnya, pembeli memenuhi kawasan dago ini hingga membuat arus lalu lintas menjadi padat karena ditempat ini banyak ragam makanan yang bisa dipilih mulai dari es buah, kolak, macam macam kue, gorengan hingga seblak.
BACA JUGA: Kue Lumpur Surga Jampang Tengah Sukabumi, Takjil yang Lagi Ngetrend
Akan tetapi ramainya pembeli itu tak nampak pada Ramadan tahun ini, terlebih Kota Sukabumi saat ini sedang melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian Pandemi Corona atau Covid-19 menjadi faktor utama menurunnya jumlah pembeli di kawasan Dago itu. Otomatis dengan turunnya pembeli maka pendapatan pedagang pun turun.
Enday, pedagang sosis goreng mengatakan omzetnya turun drastis hingga mencapai 90 persen pada Ramadan tahun ini. "Perbedaanya jauh sekali, kira-kira turunnya omzet itu hingga 90 persen," ujar Enday.
BACA JUGA: Ini Tempat Berburu Takjil di Palabuhanratu Setelah Alun-alun Ditutup Sementara
Sebelum pandemi Corona, Enday bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 2 juta dalam sehari. "Kalau sekarang bukanya dari pukul 2 siang sampai malam, paling dapat Rp 300. Lumayan jauh," ungkapnya.
BACA JUGA: Komunitas Otomotif di Palabuhanratu Bagi-bagi Takjil dan Masker
Pedagang seblak di kawasan Dago juga merasakan imbas Pandemi Covid-19 terhadap pendapatannya. Kendati demikian pedagang tetap harus menjalankan usahanya agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Pembeli turun, kalau sebelum ada Corona saya bisa jual 80 poris per hari. Sekarang 30 porsi saja," jelasnya.