SUKABUMIUPDATE.com - Industri kopi lokal di Sukabumi semakin hari semakin menggeliat. Bisnis kedai dan brand lokal pun semakin menjamur dan bersaing. Bahkan tidak sedikit pembisnis kopi berhasil meraup untung ratusan juta rupiah dari usaha kopinya itu.
BACA JUGA:DPESDM Targetkan 75 Produk IKM Kabupaten Sukabumi Tembus Pasar Internasional
Salah satunya Sri Fitriyani, salah satu produsen kopi yang sedang naik daun di Sukabumi. Usaha kopinya itu diawali oleh bapak mertuanya pada tahun 2012 melalui kelompok tani Alam Sutera di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.
Kopi yang ditanam pada tahun 2012 itu, hanya 5 hektar dan saat ini telah berkembang menjadi 10,5 hektare dengan melibatkan 8 petani. Penanaman dilakukan dengan pola tumpangsari antara tanaman sayuran dengan tanaman kopi. Jadi bagi para petani satu kebun dua pendapatan, antara tanaman musiman dengan tanaman tahunan.
Sri melihat potensi kopi di Kabupaten Sukabumi cukup besar di sejumlah kecamatan. Terutama di Kecamatan Gegerbitung, Nyalindung, Kadudampit, Cireunghas, Nagrak, Jampang Tengah, Lengkong, dan Surade. Jenis kopi yang dikembangkan para petani disana yakni jenis arabika dan robusta kurang lebih luasannya mencapai 300 Ha. Peluang luasnya tanaman kopi di Sukabumi itu mendorong Sri mengolah kopi agar tidak dijual dalam bentuk mentah atau bentuk gabah dan greenbean.
Pada tahun 2015, Sri mulai mengolah kopi secara autodidak, jenis olahan kopinya ada yang full wash, red honey, natural dan wine. Pengolahan kopi ini dibantu empat orang tenaga kerja. Kopi dengan cita rasa red honey menjadi unggulannya dan berhasil membuat brand kopi hasil olah Sri yakni, Piro Coffee. Nama itu menjadi brand karena diawali dengan kebingunan menentukan harga jual kopi. (dalam bahasa Jawa, Piro artinya berapa).
Kesungguhan Sri mengolah kopi menjadi perhatian pemerintah, baik Dinas Pertanian Bidang Perkebunan, maupun Dinas Perindustrian dan ESDM Kabupaten Sukabumi. Bahkan di tahun 2019 lalu, ibu satu orang anak ini memperoleh bantuan alat untuk mengolah kopi dari Kementerian Perindustrian.
BACA JUGA: Bersama Negara Asean, IKM Kabupaten Sukabumi Rambah Pasar Thailand
Bantuan alat itu tentunya telah memberikan dampak positif, selain produk yang lebih bervariasi, juga berdampak terhadap omzet usahanya. Apalagi Piro Coffe juga selalu diajak dalam beberapa event atau pameran, baik tingkat Jawa Barat, Nasional bahkan Internasional. Pameran internasional yang diikuti baru-baru ini, pameran di India dengan Kemenpora serta di Thailand bersama DPESDM Kabupaten Sukabumi dan UMMI.
Sri juga diversifikasi produk, mulai dari parfum kopi untuk pengharum mobil, kopi roasted, kopi bubuk dengan kemasan 100 gr dan 250 gr, iced kopi serta yang baru realese adalah kopi sachet dengan harga Rp. 10 irbu untuk 12 sachet. Tahun 2019 omzet usaha Piro Coffee melesat mencapai angka Rp. 300 juta rupiah dengan laba bersih Rp. 139 juta rupiah.
Prestasi ini tidak diperoleh dengan gampang, Sri harus menapaki jalan yang beliku dan penuh kerikil tantangan, diawali dengan keluar masuk toko, coffee shop dan beberapa rumah makan. Saat ini dalam menjalankan usahanya cukup bermodalkan kuota internet untuk menghidupi aplikasi WhatsApp, IG dan facebook nya saja.
Tekad Sri Fitriyani sebagai owner Piro Coffeee menorehkan beberapa prestai diantaranya sebagai pemuda inovatif di tingkat Jawa Barat, Prestasi di Kementerian Pemda dan Olahraga, juga sebagai penerima Sukabumi Award tahun 2019.
Kepala Bidang ESDM dan Fasilitasi DPESDM Kabupaten Sukabumi, Yana Chefiana, membenarkan Sri mendapatkan bantuan dari Kementerian Perindustrian dan mengajaknya di berbagai event. Bahkan ia mengaku tak hanya Sri sejumlah produk IKM Sukabumi pun telah difasilitasi dengan harapan dapat berkembang seperti Sri.
"Tentu kami ingin produk IKM di Sukabumi bisa berkembang dan bisa menembus pasar internasional. Sesuai dengan target dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2020. 75 produk IKM berkualitas atau 10 persen dari 750 IKM bisa tembus pasar internasional," paparnya.