SUKABUMIUPDATE.com – Hancurnya jalan provinsi penghubung Kota Sukabumi ke Sagaranten di Kampung Gunung Batu Pasir Salam, Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung menjadi perhatian publik. Jalan ini hancur bersama kampung dikiri kanannya akibat bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak bulan Mei tahun 2019 silam.
Kawasan tersebut dinyatakan masuk zona merah pergerakan tanah, dan pemerintah mengambil keputusan untuk memindahkan pemukiman warga yang terdampak (rusak) termasuk jalan provinsi. Warga khususnya netizen ternyata tidak cukup sabar menunggu solusi ini, karena ini adalah akses utama dari sejumlah kecamatan di wilayah Pajampangan Sagaranten menuju Kota Sukabumi.
Media sosial hampir setiap hari mengabarkan kisah dibalik rusaknya jalan ini. Baik kendaraan yang terguling, penumpang dan pengendara motor yang terjatuh, hingga penumpang angkutan uum yang harus jalan karena khawatir terguling. Hingga terbaru, Minggu malam lalu dua kelompok pemuda baku hantam di lokasi jalan ini, karena kesalahpahaman, terkait pengaturan arus kendaraan yang melintas.
Tanggal 15 Januari 2020 silam warga mengirim surat kepada Ketua DPRD Jawa Barat yang isinya meminta percepatan pembangunan infrastruktur jalan yang rusak akibat bencana pergerakan tanah tersebut. Surat ini kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi IV DPRD Jawa Barat dengan mendatangi lokasi dan sejumlah infrastruktur lainnya di Sukabumi yang menjadi tanggung jawab provinsi pada awal Februari 2020 silam.
Lalu seperti apa perkembangan jalur baru penghubung Kota Sukabumi menuju Nyalindung, Purabaya Sagaranten dan wilayah lainnya di selatan Sukabumi ini? Redaksi sukabumiupdate.com, mendapatkan kiriman foto foto jalur baru ini dari netizen yang kebetulan sering melintasi wilayah Desa Kertaangsana.
Proses pembangunan jalur baru pengganti jalan kertaangsana Nyalindung yang rusak akibat bencana.
“Sejak ada jalur baru walaupun masih tanah, sudah digunakan oleh sebagian kendaraan. Terutama angkutan umum (elf pajampangan dan motor) menuju atau dari Sukabumi. Jalurnya lewat hutan pinus tapi kalau hujan tidak bisa dilintasi karena masih tanah,” jelas Adi warga Nyalindung kepada sukabumiupdate.com, Selasa (11/2/2020).
BACA JUGA: Warga Surati DPRD Jabar Soal Kerusakan Jalan Kertaangsana Sukabumi, Muiz: Pemprov Lambat
Menurut Adi, jika dari arah Sukabumi jalur baru ini masuk ke kiri setelah Kantor Desa Kertaangsana dan akan keluar di perbatasan Nyalindung Purbaya yaitu di area perkebunan pinuh buniayu. “Saya berharap jalur baru ini cepar selesai karena sudah terlalu lama, kasian warga karena jika hujan harus kembali lintasi jalan lama yang sangat berbahaya karena sempit dan miring di lokasi bencana kampung gunung batu,” pungkasnya.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat melalui UPTD II menjelaskan saat ini tengah menuju tahap pembangunan jalan baru alternatif sepanjang 2,1 kilometer dan lebar enam meter melintasi perkebunan dan lahan Perhutani. Saat ini program tersebut dalam tahapan persiapan lelang dan rencananya baru akan mulai penanganan fisik pada akhir bulan April 2020 mendatang, dan diharapkan bisa selesai tepat waktu yaitu delapan bulan pengerjaan.
BACA JUGA: Dua Kelompok Pemuda Ribut Gara-gara Jalan Hancur di Kertaangsana Sukabumi
Kepala UPTD II, Agus Budiono menegaskan pembangunannya bukan lamban tapi memang harus melalui sejumlah tahapan, mulai dari proses perizinan lahan yang akan digunakan hingga harus lewat mekanisme lelang. “Selama proses ini, jalan lama tetap yang rusak akibat bencana itu terus dirawat karena tetap fungsional. Sulit optimal karena tanah di lokasi tersebut terus mengalami penurunan, tim kita selalu pantau dan perbaiki,” pungkas Agus.
Karena masih berproses, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi Asep Japar ikut angkat bicara dan meminta warga bersabar. “Tidak ada pemerintah yang ingin lihat warga susah namun pembangunan terkait anggaran dan aturan. Pemprov Jabar tengah mengupayakan jalur baru ini dengan sebaik mungkin. Pemilihan lokasinyapun dikaji agar aman dari ancaman bencana pergerakan tanah yang memang banyak terjadi di kawasan Nyalindung dan sekitarnya,” singkat Asep Japar melalui pesan singkat, Selasa (11/2/2020).