SUKABUMIUPDATE.com - Pemadaman listrik yang terjadi secara berturut-turut beberapa hari yang lalu menyebabkan ikan koi mati. Padamnya listrik mengakibatkan aerator yang merupakan mesin penghasil gelembung dalam aquarium tak berfungsi.
Ketika aerator mati, maka tak adanya gelembung udara di dalam aquarium dan tak adanya siklus air. Keadaan ini menyebabkan ikan koi mati hingga pemilik koi terutama peternak koi mengalami kerugian yang tak sedikit.
Penasihat Asosiasi Sukabumi Bersatu Koi Club, Ikral Panutan mengungkapkan, banyak menerima laporan koi milik penghobi maupun peternak koi mati akibat listrik yang padam.
BACA JUGA: Komunitas Koi Sukabumi, Siap Rebut Gelar Terbaik di Lokal Young Show 2019
"Akibat dari dampak padamnya listrik banyak koi baik itu milik penghobi maupun penjual. Kalau listriknya mati air tidak mengalir, oksigen kurang sehingga ikan koinya juga mati," ungkap Ikral kepada sukabumiupdate.com, Kamis (8/8/2019).
Ikral mengungkapkan, ketika aerator dalam aquarium mati sebenarnya masih bisa ditanggulangi dengan penanganan secepatnya. Namun lokasi tempat penyimpanan ikan koi dengan rumah peternak koi relatif berjauhan jauh sehingga tak bisa dilakukan penanggulangan.
BACA JUGA: Pemda Kota dan Kabupaten Sukabumi Sepakat Kembalikan Kejayaan Ikan Koi
Ikral menyebutkan jumlah koi milik pengobi dan peternak yang mati mencapai ratusan ekor.
"Koi yang mati banyak, baik yang kualitas kontes maupun yang grade A dan yang paling banyak kualitas yang di bawah itu, jumlahnya bisa ratusan apalagi kalau ditambah dengan pemadaman listrik yang lalu-lalu jumlahnya lebih banyak lagi," ujarnya.
BACA JUGA: Ini Kronologis Listrik Padam di Jakarta, Banten dan Jawa Barat
Kerugian pun mencapai puluhan juta rupiah akibat pemadaman yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) dan Senin (5/8/2019) itu. Apabila dijumlahkan dengan kejadian-kejadian pemadaman listrik sebelumnya, kerugian yang diderita penghobi dan peternak sudah mencapai ratusan juta.
Ikral pun mempertanyakan profesionalisme dan tanggungjawab PLN atas kejadian pemadaman listrik tersebut.
"Apakah PLN mau mengganti rugi? Sedangkan kita para petani koi bukan orang yang mampu. Mereka para petani sehingga ini adalah hal yang sangat miris," pungkas Ikral.