SUKABUMIUPDATE.com - 20 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Lembursitu Berkah Kota Sukabumi menjalani pelatihan indutri kue di Dapur Cantiqi, Jalan Kenari Selabatu, Kecamatan Cikole. Para ibu ini digodok untuk menjadi agen agen industri kecil berbasis rumah tangga baru di Kota Sukabumi, melalui bisnis kuliner, kue basah dan kering.
BACA JUGA: Intip Produksi Kripik Singkong Balado Rasa Buah Dari Gang Titiran Kota Sukabumi
“Disini kami belajar memproduksi beragam jenis kue basah dan kering. Kalau dirumah kita bikin untuk konsumsi tapi disini kita belajar untuk bahan produksi dan dipasarkan kembali,” jelas Yulianti (30 tahun) ibu rumah tangga peserta pelatihan ini, Sabtu (20/7/2019).
Karena targetnya industri selama lima hari, para ibu ini diajarkan memproduksi kue dalam jumlah besar tentunya dengan menjaga kualitas produk. “Disini kita belajar bagaimana mengukur bahan baku, mencapai jumlah target produksi, menjaga kebersihan dan kualitas produknya,” sambung Yulianti.
Para ibu peserta pelatihan permberdayaan peranan wanita industri kecil (P2W-IK) Kota Sukabumi. (Foto: Istimewa).
Selain itu, para pemateri dalam pelatihan ini juga memberikan edukasi kepada peserta, tips-tips berinovasi ditengah persaingan bisnis kue dan kuliner yang saat ini sedang booming. “Kita memang memilih kue karena masih memiliki peluang pasar yang cukup baik, dan disukai serta lebih mudah dilakukan oleh ibu rumah tangga dan kaum wanita di wilayah P2WKSS yang menjadi fokus pelatihan ini,” jelas Raip Indraguna, Kasie Fasilitasi Usaha dan Sarana Industri pada Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kota Sukabumi.
Pemerintah Kota Sukabumi sendiri menjadikan pengembangan usaha kecil dan menengah berbasis keluarga dan kelompak menjadi salah satu fokus pengembangan ekonomi Kawasan. Setelah memiliki ketrampilan produksi, pelatihan akan dilanjut dengan beragam materi lainnya, seperti teknis kemasan dan konsep promosi termasuk memanfaatkan media sosial agar produk rumah tangan para ibu ini bisa bersaing di pasaran.
“Intinya pemerintah daerah ingin rumah tangga terus mandiri, dan kaum ibunya bisa menyumpang pendapatan bagi rumah tangga mereka masing-masing,” pungkas Raip.