SUKABUMIUPDATE.com - Bisnis menjadi peternak ayam potong saat ini memang sedang diuji karena anjloknya harga jual. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Sukabumi, bahkan sejumlah kandang ayam milik peternak mandiri di Kecamatan Cicurug kosong, karena pengusaha tak berani mengeluarkan modal untuk produksi akibat rendahnya harga jual.
BACA JUGA: Jelang Ramadan Harga Ayam Potong di PSM Cibadak Merangkak Naik
Seperti peternak di Kampung Cisaat RT 03/05, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug. Mereka memilih tidak dulu memelihara ayam karena saar ini, harga jual ayam hidup (livebird) anjlok hingga 50 persen.
"Seminggu lalu harga Rp 8.000, paling mahal Rp 10.000 per kilogram. Harga ini turun 80 persen dari harga awal sekitar Rp 18.000,” jelas salah seorang peternak ayam potong, Suryo Adi Susilo (20 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Jumat (28/6/2019).
BACA JUGA: Semua Mahal, Ayam Merah Petelur Jadi Primadona di Nyalindung Sukabumi
Suryo menambahkan jika saat sebelum lebaran, harga jual mencapai Rp 23.000 hingga Rp 24.000 per kilogram. Dengan harga jual saat ini (Rp 8.000 per kilogram) peternak merugi, karena biaya produksi cukup tinggi.
“Harga pakan di atas Rp 7.000 per kilogram, obat, belum lagi DOC sekitar Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per ekor. Oleh karena itu dengan harga seperti sekarang ini bikin kita bangkrut,” sambung Suryo.
BACA JUGA: Naik Lagi, Harga Ayam Potong di PSM Cibadak Sebelumnya Rp 38 Ribu Per Kg
Suryo dan sejumlah peternak lainnya mengaku akan menunggu hingga harga jual stabil untuk kembali beli DOC (anak ayam). Ia berharap isu bahwa harga rendah seperti ini akan berlangsung hingga akhir tahun akibat over produksi ayam potong secara nasional tidak terjadi.
Suryo juga berharap pemerintah bisa mengambil langkah untuk menstabilkan harga jual ayam potong ditingkat peternak. Karena yang ia tahu, kondisi ini terjadi akibat permainan harga perusahaan-perusahaan peternakan ayam skala besar.