SUKABUMIUPDATE.com - Para pengrajin gula semut yang dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sukatani, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi mengalami kendala dalam bidang pemasaran. Padahal gula semut tersebut mempunyai prospek yang cerah dalam mengangkat perekonomian para petani.
BACA JUGA: Tingkatkan Mutu Gula Merah, Gapoktan Sukatani Sukabumi, Remajakan Pohon Kelapa
Ketua Gapoktan Desa Sukatani, Ruly Pramuly menyebut, saat ini ia dan petani lainnya kesulitan dalam hal pemasaran. Padahal ada satu kelompok tani, berjumlah 15 orang yang sudah melakukan pembuatan gula semut hampir satu tahun. Penjualan gula semut, lanjut Ruly, hanya sebatas di Pasar Surade, itupun hanya sebatas permintaan dari pedagang.
"Paling pesanan hanya 100 kilogram. Kalau habis baru pesan lagi, padahal kami mampu untuk tiap hari memproduksi sesuai pesanan, apalagi sifatnya kontinuitas," kata Ruly kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (13/4/2019).
BACA JUGA: Lakukan Panen Raya, Gapoktan Sumber Tani Nyalindung Sukabumi Jadi Rujukan
Ia menambahkan, kalaupun ada permintaan partai besar, beberapa kelompok tani pun siap untuk membuat gula semut dari air nira kelapa. Namun, pembuatan gula semut tersebut proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama dan harus benar-benar hiegenis, tanpa campuran bahan kimia.
"Untuk harga gula semut satu kilogram Rp 25 ribu, sedangkan harga gula merah cetak per kilogram Rp 15 ribu. Selain gula, kami juga memproduksi opak ketan, enye singkong dan ranginang," pungkasnya.