SUKABUMIUPDATE.com – Persoalan hengkangnya pabrik dari Sukabumi, ancaman PHK dan nasib buruh Sukabumi yang jadi tema Diskusi bertajuk Dialektika, diadakan oleh Sukabumiupdate dan Universitas Nusa Putra, Sukabumi, Sabtu (2/2/2019) mendapat tanggapan dari Ketua Serikat Tenaga Kerja Makmur Indonesia (STEKMI) Kabupaten Sukabumi, Jaka Susila.
Menurut Jaka, sebagai bagian dari Tripartit, Pemkab Sukabumi sudah seharusnya menyikapi setiap permasalahan buruh dan menjamin kenyamanan investor.
BACA JUGA: Apindo Sebut Iklim Investasi di Kabupaten Sukabumi Ibarat Matahari Terbenam
“Tuntutan buruh dan kenyamanan investor adalah dua sisi yang harus dicari titik temunya secara serius, dilakukan secara konsisten dan wajib melibatkan semua stake holder. Konsisten atau khusus itu yang tidak terlihat,” kata Jaka kepada sukabumiupdate.com, Senin (4/2/2019).
Terkait pabrik yang mulai pindah ke luar Sukabumi, menurutnya, skema penanganannya sudah ada dalam progam prioritas di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 sebagai janji politik Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi.
“Salah satu program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan mencetak wirausahawan baru dan santri wirausaha berbasis agribisnis, UMKM, IKM dan ekonomi kreatif. Kegiatan-kegiatan dari program tersebut diarahkan saja kepada buruh yang nantinya terdampak,” bebernya.
Jaka juga menyoroti sektor pertanian sejak mulai masuknya investasi sektor industri ke Sukabumi, menurutnya sektor industri berkontribusi kepada menurunnya minat masyarakat menggarap sektor pertanian.
“Karena faktor tidak memiliki lahan pertanian kemudian jumlahnya yang terus berkurang di Kabupaten Sukabumi serta daya saing usaha pertanian yang makin menurun, generasi muda di wilayah transisi desa ke kota sudah jarang yang mau terjun di sektor pertanian, kalau tidak melanjutkan pendidikan ke kota ya lebih memilih bekerja di pabrik,” ujarnya.
"Saatnya Pemkab Sukabumi konsen kembali ke sektor pertanian dan meningkatkan posisi tawar petani," pungkasnya