SUKABUMIUPDATE.com - Libur Natal dan tahun baru 2019 menjadi harapan bagi warga di sekitar tempat wisata untuk meraup keuntungan dengan berjualan makanan dan minuman ringan. Namun sayang, adanya musibah dan maraknya hoaks tsunami membuat warga merugi.
Seperti yang terlihat di sekitar Pantai Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, dan Pantai Cibuaya, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap. Hampir ratusan tenda didirikan sejak libur sekolah dan Natal beberapa waktu lalu. Namun warung musiman tersebut masih sepi pengunjung.
"Kalau sekarang, paling sehari dapat Rp 50 ribu. Itupun hanya dari pengunjung sekitar Sukabumi," kata Admi (35 tahun), seorang pedagang musiman di Pantai Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jumat (28/12/2018).
Admi membandingkan penghasilannya kali ini jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai Rp 300-400 ribu per hari. Ia hanya bisa pasrah.
"Mau gimana lagi kalau rugi, kan emang sepi. Mungkin efek tsunami di Banten dan banyak hoaks, kunjungan wisata ke pantai jadi menurun," tuturnya.
Sementara itu, Epon Patmala (26 tahun) warga Kampung Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi juga membuka warung musiman di Pantai Bagalbatre. Epon pun merasakan hal yang sama dengan Admi.
BACA JUGA: Hoaks Video Tsunami Ujunggenteng, Warga Ciracap Tuntut Sarda Minta Maaf
"Penurunannya hampir sekitar 80 persen, memang sempat agak ramai pengunjung sehari sebelum Natal. Itu pun kebanyakan pengunjung lokal yang hanya selewat. Paling mereka ngopi, beli mie rebus, dan minuman mineral. Itupun jarang-jarang lakunya karena penurunan pengunjung, "ujarnya.
Senada dengan Admi, Epon menduga penurunan pengunjung ke Ujunggenteng disebabkan marak hoaks. Bahkan ada hoaks yang secara spesifik menyebut-nyebut Pantai Ujunggenteng.
"Padahal selama ini aman-aman saja. Mudah-mudahan saja malam tahun baru ada penaikan, "pungkasnya.