SUKABUMIUPDATE.com - Para ibu yang menjadi tulang punggung di Kampung Ciminut Rt 02/03, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, memiliki kesibukan membuat keranjang buah.
Seluruhnya ada 15 orang yang bekeja membuat keranjang. Mereka berstatus janda dengan berbagai alasan ada yang suaminya meninggal atau akibat perceraian.
BACA JUGA: Jembatan Cicatih Tenjojaya Sukabumi Minta Dibangun Permanen
Seorang ibu dapat membuat 50 buah keranjang yang dihargai Rp500 rupiah perbiji. Terdapat dua keranjang yang dibuat, pertama ukuran kecil dan besar.
Dari satu batang bambu dapat menghasilkan puluhan keranjang kecil. Adapun harga perbatang bambu sekitar Rp7 ribu.
Hasil kerajinan ini tidak dijual langsung melainkan kepada tengkulak.
BACA JUGA: BMKG: Badai di Kota Sukabumi Akibat Awan Cumulonimbus
Penghasilan dari usaha ini hanya cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga mereka yang rata-rata memiliki anak sekolah.
Selain membuat keranjang buah, terkadang mereka membuat tas kiso ayam namun itu tidak setiap hari karena tergantung pesanan.
Junaenah (43 tahun) mengungkapkan, karena pendapatannya kecil dirinya kesulitan dalam mengatur keuangan. Sebab proses pembayaran dari tengkulak setiap satu minggu sekali yang hanya Rp150 ribu rupiah tentu tidak akan cukup untuk kebutuhan mereka selama satu minggu.
BACA JUGA: Tenda Tabligh Akbar di Lapang Merdeka Sukabumi Amruk Disapu Angin
"Ya kalau di bilang cukup mah tak cukup, tapi gimana lagi uang segitu harus cukup buat kebutuhan kami," ungkap Junaenah.
Perajin di Kampung Ciminut mengeluhkan penjualan keranjang saat ini yang terhambat, sebab si tengkulak hanya datang membeli satu bulan sekali.